Kiat Agar Pahala Berlipat
Pada artikel kali ini akan dijabarkan terkait dengan apa kiat-kiat agar pahala yang kita dapatkan berlipat. Tentunya sangat penting bagi kita untuk mengetahuinya. Allah ta’ala mencipatkan manusia bukan tanpa ada tujuan sebegaimana pada ayat Al-Qur’an berikut:
Angin yang menerbangkan (Adh-Dhāriyāt):56 – Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
- Setiap amalan Allah telah melipat ganjaran pahala minimal 10x dan bisa bertambah lebih dari itu tergantung dari faktor-faktor lainnya seperti keikhlasan dan ittiba’.
- Terdapat 3 amalan yang pahalanya tidak terbatas yaitu puasa, sabar dan memaafkan.
Faktor apa saja yang bisa melipat gandakan atau besarnya sebuah pahala.
1. Keistimewaan Jenis Amal Ibadah
Rasulullah ﷺ bersabda: “Iman itu memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan ‘LAA ILAAHA ILLALLAH’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Demikian pula rasa malu, yang merupakan salah satu cabang keimanan.” (HSR. Muslim no. 35)
Amalan wajib yaitu Rukun Iman dan Rukun Islam. Amalan sunnah yang paling dicintai Allah Ta’ala ada 3 yaitu:
- Menuntut ilmu. Dengan menuntut ilmu akan memberikan kepada hamba mana yang halal dan haram.
- Berdzikir kepada Allah. Merupakan amalan yang paling mudah. Bisa dilakukan kapanpun dengan membasahi lidah dengan dzikir.
- Berjihad melawan musuh Allah Ta’ala. Terutama Jihad melawan hawa nafsu diri kita.
- KEUTAMAAN AMAL DILIHAT DARI WAJIB ATAU SUNNAHNYA
2. Keutamaan Amal Dilihat Dari Wajib atau Sunnahnya
Amalan wajib harus diutamakan daripada yang Sunnah. Jangan sibukkan amalan Sunnah namun melupakan amalan yang wajib.
Dalam hadist Qudsi Nabi pernah berkata bahwasanya Allah berfirman:
Tidaklah hamba-Ku melakukan amal ibadah kepada-Ku sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, lalu hamba-Ku senantiasa melakukan amalan-amalan sunnah sehingga Aku cinta kepadanya (HSR. Bukhari no. 6502)
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan di dalam Kitab Farhul Bari (11/344):
“Barang siapa sibuk melaksanakan kewajiban sehingga tidak melakukan sunnah maka diberi udzur, tetapi jika dia sibuk melakukan yang sunnah sehingga melalaikan kewajiban maka dia tertīpu. “
Memperjalankan di waktu malam (Al-‘Isrā’):23 – Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
3. Niat Ikhlas dan Ittiba’ Nabi
Kerajaan (Al-Mulk):2 – Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
Kata Fudhail bin Iyadh maksud dari أحسن (ahsanu) adalah yang paling ikhlas dan paling sesuai dengan sunnah.
Sebagai contoh ibadah sholat dan haji. Apabila ibadah tersebut semakin dekat dengan sunnah atau yang dicontohkan oleh Nabi maka semakin besar pahalanya.
4. Melakukan Ibadah Secara Kontinyu
Rasulullah bersabda:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinyu walaupun sedikit.” (HSR. Muslim no. 1/541)
“Lakukanlah amal itu sesuai kemampuan kalian, karena Allah itu gak bosan sampai kalian yang bosan, dan amalan yang paling dicintai Allah itu adalah yang kontinyu walaupun sedikit.” (HSR. Muslim no. 782)
5. Melakukan Amalan yang Paling Mudah
Dalil Al-Qur’an
Sapi Betina (Al-Baqarah):185 – Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Wanita (An-Nisā’):28 – Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
Haji (Al-Ĥaj):78 – Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
Dalil Hadist
“Sesungguhnya agama itu mudah “. (HSR. Bukhari no. 39)
Aisyah berkata: Tidaklah Rasulullah diberi pilihan di antara sua perkara, kecuali beliau memilih yang paling ringan selagi hal tersebut bukan dosa. Adapun bila hal tersebut merupakan dosa, beliau adalah orang yang paling jauh darinya.” (HSR. Bukhari dan Muslim)
“Hendaklah kalian berdua mempermudah dan janganlah mempersulit, berikanlah kabar gembira dan janganlah membuat lari, saling bantulah dan janganlah berselisih.” (HSR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Beriman Kepada al-Mizan di Hari Kiamat
6. Faktor Kedudukan Pelaku
Semakin orang itu shalih, bertakwa dan berilmu, maka pahalanya juga semakin besar.
Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-‘Aĥzāb):30 – Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.
Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-‘Aĥzāb):31 – Dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscata Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.
7. Keutamaan Waktu
Keutamaan waktu yang ada dalil keutamaan melakukan ibadah di dalamnya secara mutlak seperti Bulan-bulan Haram, Bulan Ramadhan, Sepuluh Awal Dzulhijjah, Lailatul Qadr dan Hari Arafah
Keutamaan waktu yang ada dalil keutamaan melakukan ibadah di dalamnya seperti Bulan Sya’ban, Hari Asyuro, Enam hari syawal
8. Keistimewaan Tempat
Ada beberapa tempat yang Allah muliakan, diantaranya Mekkah, Madinah, Negeri Syam (Yordania, Palestina, Suriah, Libanon), Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Quba
9. Bermanfaat Amal
Terdapat 2 jenis manfaat amal yaitu manfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Lebih utama adalah amal yang manfaatnya untuk orang lain. Sebaik-baik manusia itu yang paling bermanfaat bagi orang lain.
10. Melakukan Ibadah Disaat Banyak Manusia Tengggelam Dalam Kelalaian dan Dahsyatnya Godaan Serta Tantangan
Sebagaimana hadist yang berbunyi: Ibadah disaat banyak kekacauan itu laksana hijrah kepadaku. (HSR. Muslim no. 2984)
Al Hafidz Ibnu Rajab menjelaskan bahwa menghidupkan waktu yang dilalaikan manusia memiliki beberapa faidah:
Pertama: lebih tersembunyi dan jauh dari riya
Kedua: Lebih berat bagi jiwa, karena tabi at manusia ingin ikut kebanyakan manusia.
Ketiga: Membela dan melindungi seluruh manusia dengan ketaatannya dari bencana