Prinsip vs Idealis Dalam K3
Prinsip adalah aturan atau pedoman dasar yang digunakan untuk mengarahkan perilaku dan keputusan seseorang. Sedangkan Idealis menggambarkan keyakinan atau cita-cita yang tinggi. Di dalam K3 (menurut penulis) bisa dikatakan bahwa posisi idealis berada pada level teratas setelah prinsip. Hal ini dikarekan kondisi penerapan ataupun kesadaran K3 di perusahaan berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Perlu dipahami diantara prinsip di dalam K3 adalah bahwa keselamatan manjadi tanggung jawab setiap karyawan. Setidaknya mereka peduli akan keselamatan dirinya. Secara mendasar mereka paham bahwa pentingnya K3 di tempat kerja, sehingga konsekuensinya adalah mereka mengikuti aturan atau prosedur keselamatan.
Hal yang berbeda pada kondisi yang Idealis. Mereka memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap penerapan K3 di lingkungan kerjanya sehingga dengan segala upaya dilakukan untuk mencapai kondisi yang ideal. Dengan kata lain organisasi atau perusahaan harus benar-benar menerapkan K3 seratus persen (100%).
Lalu, kondisi seperti apa prinsip itu dilakukan?
Prinsip adalah hal yang mendasar yang tidak boleh diabaikan. Sama halnya di dalam kehidupan bahwa sesorang harus memiliki pinsip di dalam hidupnya. Sesorang yang memiliki prinsip akan lebih kuat dan kokoh terhadap kondisi apapun.
Prinsip di dalam K3 diantaranya:
1. K3 merupakan tanggung jawab setiap individu.
2. Program dasar K3 dijalankan seperti pertemuan, inspeksi, investigasi dll.
3. Memiliki prosedur yang jelas
4. Keteribatan manajemen dan karyawan di dalam program K3
Di atas merupakan contoh pinsip yang mendasar untuk diterapkan di perusahaan. Kondisi tersebut belum pada level improvement dan hanya baru sekedar “berjalan”.
Lalu kondisi seperti apa yang dimaksud idealis?
Seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa idealis merupakan kondisi yang mendekati sempurna atau yang seharusnya terjadi. Sebagai contoh kondisi idealis berikut ini:
1. Komitmen penuh manajemen dalam penerapan K3.
2. Budaya improvement terkait K3.
3. Partisipasi aktif dari semua level di perusahaan.
4. Program Reward dan Punishment.
Tentunya masih banyak lagi kondisi yang idealis di dalam K3.
Apa yang dilakukan sebagai personil K3?
Seorang personil K3 harus dapat mengidentifikasi kondisi di masing-masing perusahaan sehingga diperlukan strategi apa yang akan dilakukannya. Apabila menghadapi kondisi perusahaan yang masih lemah dalam menjalankan K3, maka tidak perlu terlalu idealis untuk menerapkan K3. Ujung-ujungnya akam merasa kecewa dan demotivasi. Minimal cukup lakukan prinsip K3 di perusahaan sesuai penjelasan di atas.
Beda halnya jika kondisi perusahaan yang benar-benar sudah komitmen dalam menjelankan K3, maka dengan kondisi seperti ini akan jauh lebih ringan dalam menerapkan program K3 di perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa Prinsip dan Idealis di dalam K3 memiliki nilai plus dan minus dan masing-masing juga ada tantangan tersendiri. Oleh karena itu, tetap jadi personil K3 yang mampu menyesuaikan kondisi dimana pun berada.
Salam K3