Beriman Kepada al-Mizan di Hari Kiamat

Ahlus Sunnah meyakini bahwa pada hari kiamat ada fase Mizan (adanya timbangan) terhadap amal seorang hamba selama di dunia.

Definisi al-Mizan

Bahasa: Alat untuk menimbang sesuatu
Istilah: Alat untuk menimbang amal seseorang yang baik dan buruk pada hari kiamat.

Allah menciptakan al-Mizan tersebut benar-benar dalam bentuk atau berwujud dan bukan kiasan. Ada diantara kaum yang tidak meyakini adanya al-Mizan yaitu Muktazilah dan Jahmiyah.

Diantara mereka ada yang mentakwil al-Mizan yaitu mengatakan bahwa al-Mizan itu hanya kiasan bahwa Allah itu Maha Adil. Mereka juga mengatakan bahwa amalan itu tidak nampak, lalu apa yang ditimbang? Itulah syubhat mereka yang lebih mengedepankan akal atau logika.

Ahlus Sunnah mengatakan bahwa mudah bagi Allah merubah sesuatu dari tidak tampak menjadi tampak. Sebagai contoh adanya kematian, bahwa kematian tidaklah nampak namun hal itu tetap terjadi.

Dalam suatu hadits dikatakan bahwa amal shalih ditampakan dengan wujud yang putih dan wangi saat berada di alam barzakh. Oleh karena itu mudah bagi Allah untuk merubah dari yang tidak nampak menjadi nampak.

Hikmah Diciptakannya al-Mizan

Diantara hikmah Allah menciptakan al-Mizan:

  1. Merupakan bagian dari ujian keimanan seorang hamba saat di dunia.
  2. Menampakkan tanda-tanda siapa yang bahagia dan siapa yang celaka saat ditimbang amalannya.
  3. Sebagai pemberitahuan kepada hamba bahwa ada kebaikan dan keburukan. Mizan dilakukan setelah hisab, yaitu diperhitungkan terlebih dahulu amalan seorang hamba saat di dunia. Hal tersebut merupakan bagian dari Maha Adilnya Allah Ta’ala kepada hambanya.
  1. Menjadi sebab seorang hamba dimasukan ke dalam surga atau neraka.

Dalil Tentang al-Mizan

Tempat yang tertinggi (Al-‘A`rāf):8-9 – Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

Hari Kiamat (Al-Qāri`ah):6-9 – Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.

Baca juga: Perhiasan Akhlak Penuntut Ilmu Sejati

Fakta Tentang al-Mizan

  1. Al-Mizan terjadi setelah fase Al-Hisab.
  2. Al-Mizan memiliki 2 daun timbangan. Hal ini dijelaskan di dalam hadist.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Maryam, telah menceritakan kepada kami Laits, telah menceritakan kepadaku ‘Amir bin Yahya dari Abu Abdurrahman Al Hubuli, dia berkata, Aku mendengar Abdullah bin ‘Amru berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Pada hari kiamat kelak, akan ada salah seorang dari umatku yang dipanggil (untuk dihisab) di hadapan seluruh makhluk. Lalu dibukakan dan dipaparkanlah untuknya sembilan puluh sembilan buku catatan (keburukan semasa di dunia), yang mana setiap buku catatan tersebut panjangnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Apakah engkau mengingkari sesuatu dari catatan ini?” Dia menjawab, “Tidak wahai Rabb-ku.” Allah bertanya lagi, “Apakah Malaikat penulis-Ku menzalimimu? Apakah engkau punya kebaikan?” Maka dengan rasa takut, orang itu menjawab, “Tidak.” Allah berfirman, “Tentu, sesungguhnya engkau memiliki amalan kebaikan di sisi Kami. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada lagi kezaliman bagimu.” Maka di keluarkanlah untuknya kartu (lembaran kecil) yang bertuliskan, “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WA ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA RASUULUH (Aku bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).” Beliau bersabda, “Lelaki itu berkata, “Wahai Rabb-ku, apa hubungannya kartu ini dengan buku catatan (keburukan) ini?” Allah menjawab, “Sesungguhnya engkau tidak akan dizalimi.” Maka diletakkanlah catatan-catatan itu di satu sisi pada timbangan, dan kartu tersebut pada sisi yang lain dari timbangan, ternyata catatan-catatan itu lebih ringan dan kartu itu lebih berat.” Muhammad bin Yahya berkata, “Kartu itu adalah lembaran (dari kertas atau kulit), dan penduduk Mesir biasa mengatakan lembaran tersebut adalah kartu.” (HR. Ibnu Majah no. 4300)

  1. Al-Mizan sangat akurat dalam menimbang.

Nabi-Nabi (Al-‘Anbyā’):47 – Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.

Apa yang Ditimbang di al-Mizan?

Apabila bumi dan langit ditimbang di dalam mizan, maka masih tersisa banyak luasan mizan. lalu apa yang ditimbang pada hari kiamat? Terjadi perbedaan pendapat diantara ulama, yaitu?

  1. Buku catatan amalnya.
  2. Amalannya.
  3. Orangnya.
    Dalilnya:
    Nabi ﷺ memerintahkan Ibnu Mas’ud (untuk suatu urusan), maka dia naik ke pohon karena perintah tersebut. Para sahabat melihat ke arah betis Abdullah bin Mas’ud yang sedang naik pohon kemudian mereka tertawa karena betisnya yang kecil, maka Rasulullah ﷺ menegur mereka, “Kenapa kalian tertawa terhadap kaki seorang hamba Allah yang dia lebih berat dalam timbangan pada hari kiamat daripada gunung Uhud.” (HSR. Ahmad no. 876)

Orang yang berbahagia saat ada timbangan amal (mizan) adalah yang amal kebaikannya lebih berat dibandingkan amal keburukannya.

Apakah orang kafir ditimbang pada hari kiamat? Pendapat terkuat adalah tetap ditimbang, namun kebaikan orang kafir dibalas di dunia sehingga di akhirat tidak dapat.

Amalan yang Dapat Memperberat al-Mizan

Ashabul A’rof adalah hamba yang timbangan amal antara kebaikan dan keburukan sama berat. Mereka dalam kondisi yang khawatir. Mereka akan masuk surga dengan rahmat dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu salah satu hikmah adanya mizan adalah dengan memperbanyak amal shalih.

Amalan umum yang Allah syariatkan dapat memberatkan timbangan amal yakni amalan yang dapat menghapuskan dosa dan ada nilai kebaikan seperti berjalan menuju ke masjid untuk sholat berjama’ah. Diantara pahala orang yang berjalan kaki ke masjid adalah setiap langkah dapat menghapuskan dosa dan menaikkan derajatnya.

Diantara amalan lainnya adalah dzikir setelah sholat dengan membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.

Pembeda (Al-Furqān):70 – kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Berikut adalah amalan yang dapat memperberat timbangan amal kebaikan:

  1. Mentauhidkan Allah Ta’ala.
    Merupakan amalan utama dan pertama yang dapat memperberat timbangan amal.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menyelamatkan seorang laki-laki dari umatku di hadapan manusia pada hari kiamat, lalu dia membuka buku catatan besar di hadapannya, setiap buku catatan besar lebarnya seperti sepanjang mata memandang, kemudian Dia berfirman, ‘Apakah kamu mengingkari sesuatu dari ini? Apakah para penulisku yang menjaga (amal manusia) menzalimimu?’ dia menjawab, ‘Tidak wahai Rabb-ku.’ Allah bertanya, ‘Apakah kamu mempunyai alasan dalih (bagi amal burukmu)?’ Dia menjawab, ‘Tidak wahai Rabb-ku.’ Allah berfirman, ‘Tidak demikian, sesungguhnya kamu mempunyai kebaikan di sisi Kami, karena itu tidak ada kezaliman atasmu pada hari ini.’ Lalu keluarlah kartu amal kebaikan, yang di dalamnya tercatat bahwa; saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.’ Lalu Allah berfirman, ‘Hadirkan amal timbanganmu!’ dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, apa (artinya) satu kartu amal ini (bila) dibandingkan buku catatan besar ini?’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya kamu tidak akan dizalimi.'” Nabi melanjutkan, ‘Lalu diletakkanlah buku catatan besar pada satu sisi, sedangkan kartu amal diletakkan pada sisi lainnya, maka buku catatan besar itu ringan (timbangannya) sedangkan kartu amal itu berat, maka tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dibandingkan nama Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2639)

Amalan tersebut tidak hanya di dalam ucapan, namun juga konsekuensi dalam mengamalkannya seperti Al Wala dan Al Bara.

  1. Berdzikir tertentu yang dapat memperberat timbangan amal kebaikan.

“Dua kalimat yang ringan diucapkan lisan, berat ditimbangan, dan dicintai oleh Al-Rahman (Allah): Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil ‘Adzim.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)

“Sungguh aku membaca empat kalimat tiga kali seandainya ditimbang dengan apa yang kamu baca seharian niscaya menyamainya; yakni Subhanallah Wabihamdih ‘Adada Khalqih, Wa Ridhaa Nafsih, Wazinata ‘Arsyih, Wamidada Kalimatih. (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya sebanyak jumlah makhluk-Nya, sesuai dengan keridhaan jiwa-Nya, seberat timbangan ‘Arasy-Nya, dan sebanyak jumlah kalimat-kalimat-Nya).” (HR. Muslim)

“Dan Al-Hamdulillah memenuhi timbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi ruang antara langit dan bumi.” (HR. Muslim

  1. Berakhlak mulia. Salah satu pintu kebaikan Islam adalah akhlak mulia.

“Tidak ada sesuatu apapun yang paling berat di dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat nanti daripada akhlak yang mulia. Sesungguhnya Allah sungguh membenci orang yang berkata kotor lagi jahat.” (HR. Imam Tirmidzi no. 4/2002)

Akhlak yang paling utama adalah akhlak kepada Allah sebelum yang lainnya.

Spread the love