Tafsir Surat Al-‘Asr
Imam Syafi’i berkata tentang surat ini:
“Surat ini sangat ringkas. Jika Allah tidak menurunkan surat yang selain surat ini, maka sudah cukup”.
Muqoddimah.
- Nama suratnya adalah al-‘Asru atau wal-Asri.
- Termasuk surat Makkiyah yang diturunkan sebelum Nabi hijrah. (Jumhur ulama).
- Diturunkan setelah surat al-Insyiroh dan sebelum al-‘Adiyat.
- Surat yang diturunkan ke 13 setelah surat yang pertama yaitu al-‘Alaq.
- Menjelaskan siapakah orang-orang yang merugi dan beruntung.
- Ibnu Katsir menyebutkan beberapa riwayat dari tafsir surat ini diantaranya sebuah kisah dari Amr bin ‘Ash seorang pembesar Quraisy sebelum masuk Islam.
Ayat 1
Masa/Waktu (Al-`Aşr):1 – Demi masa.
- Allah bersumpah dengan salah satu makhluknya. Masa berarti waktu atau zaman. Di dalamnya terdapat kejadian atau perbuatan manusia (baik dan buruk). Ada yang mengatakan siang dan malam. Dan ada yang menafsirkan waktu sore atau waktu ashar. Ada yang mengatakan adalah masa Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, karena masa Nabi adalah masa-masa terbaik ketika turun wahyu.
- Pendapat yang paling kuat dari jumhur ulama adalah zaman atau waktu.
- Tidaklah Allah bersumpah melainkann yang disumpahkan tersebut adalah sesuatu yang agung.
- Dengan waktu kita masih bisa beramal sholih. Islam sangat menganjurkan untuk memanfaatkan waktu.
- Bersegeralah dalam kebaikan ketika masih memiliki waktu di dunia, karena sebagai modal untuk kehidupan akhirat.
Ayat 2
Masa/Waktu (Al-`Aşr):2 – Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
- Merupakan sebab atau latar belakang Allah bersumpah dengan waktu.
- Terdapat 3 penegasan dari Allah di dalam surat ini yaitu sumpah pada ayat pertama, kata “Inna” bermakna sesungguhnya dan ada huruf “lam” kecil.
- Kerugian ini berlaku baik untuk kaum muslimin dan kafirin. Kerugian ini bertingkat-tingkat.
Syaikh As-Sa’di dalam tafsirnya:
Kerugian itu bertingkat-tingkat. Bisa jadi kerugiannya sangat besar (mutlak) yakni di dunia dan akhirat. Kerugian yang tidak mutlak, bisa jadi hanya kerugian di dunia tapi tidak di akhirat dan ada kebalikannya yakni di dunia senang sedangkan di akhirat disiksa.
- Layaknya sebuah amalan ada yang bertingkat-tingkat begitu juga dengan maksiat.
Ayat 3
Masa/Waktu (Al-`Aşr):3 – kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Allah menyebutkan siapa saja yang tidak merugi.
1. Orang yang beriman.
Ibnu katsir:
Beriman di dalam hati mereka. Apa saja apa yang Allah perintahkan untuk mengimani sesuatu, maka wajib untuk diimani. Seperti pada hadist yang panjang kisah Jibril mengajarkan Islam, Iman dan Ihsan kepada Nabi Muhammad. Iman adalah cabang dari ilmu.
2. Amal shalih.
Ibnu Katsir:
Beriman dalam hati mereka dan diamalkan dengan anggota badan. Iman harus dibuktikan dengan amal shalih.
Terdapat 4 perkara penting dalam kitab utsul tsalatsah karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab at-Tamimi:
- Ilmu
- Amal
- Dakwah
- Sabar
Orang yang alim adalah mengamalkan apa yang diilmuinya.
Diterimanya amal shalih syaratnya ada 2 hal:
- Dilandasi dengan ikhlas (semua dipersembahkan hanya kepada Allah). Ini terkait dengan hati (lahiriah).
- Ittiba’, yakni mengikuti syariat Nabi Muhammad. Ini terkait dengan anggota badan (jasmaniah).
3. Saling menasihati dalam kebenaran.
Tafsir As-Sa’di:
Mencakup semua amalan2 kebaikan yang dijelaskan oleh syariat.
Ibnu Katsir:
Apa saja yang diperintahkan adalah wajib dilakukan dan apa saja yang dilarang maka ditinggalkan.
4. Saling menasihati dalam kesabaran.
Ibnu Katsir:
Sabar mencakup 2 hal yaitu sabar dalam menghadapi musibah (takdir Allah yang buruk). Buruk bagi sudut pandang manusia namun banyak hikmah yang diberikan oleh Allah. Yang kedua adalah sabar dalam menghadapi gangguan dari orang-orang yang mengganggu. Seperti dakwahnya para Nabi dan Rasul yakni dakwahnya dihalangi oleh musuh-musuh Islam.
Tafsir As-Sa’di:
Terdapat 3 jenis kesabaran:
- Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
- Sabar dalam meninggalkan maksiat.
- Sabar dalam menghadapi musibah.
Allah mengatakan bahwa tipu daya wanita adalah besar. Beda dengan syaitan yang lemah. Ini membuktikan bahwa fitnah wanita sangat berbahaya untuk kaum laki-laki. Oleh karenanya syaitan menggunakan media wanita untuk menggoda laki-laki.
Kesabaran yang terpuji adalah ketika hantaman pertama. Maksudnya ketika musibah terjadi saat itu bukan yang sudah berlalu.
Kelipatan pahala kesabaran itu tanpa batas. Benarlah apa kata Imam Syafii bahwa cukup surat ini diturunkan.
Syaikh As-Sa’di:
2 perkara yang pertama, maka dia telah menyempurnakan untuk dirinya sendiri dan 2 perkara yang kedua berarti telah menyempurnakan untuk orang lain.
Oleh karena itu penting untuk memberikan perhatian kepda orang lain.
*SELESAI*
*SEMOGA BERMANFAAT*
21 Rajab 1439 H
Masjid Ar-Rahmat Slipi JakBar
Ust. Hamzah Abbas