Mitos Antara Puasa dan Kesehatan

Bulan Ramadhan telah tiba. Umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Terhitung mulai dari 1 Ramadhan tahun Hijriah sampai masuk waktu maghrib akhir bulan Ramadhan atau di tanggal 1 Syawal. Di bulan puasa ini, umat Islam dilatih untuk tidak makan dan minum disiang hari. Jika dikonversikan ke dalam hitungan jam, berarti tidak makan dan minum sekitar 13 jam tergantung wilayahnya masing-masing. Bahkan ada yang berpuasa hingga 21 jam.
 
Tersebar kabar dimasyarakat kita terkait dengan pengaruh puasa terhadap kesehatan tubuh manusia. Ada yang mengatakan bahwa dengan berpuasa tubuh kita menjadi sehat dan tidak sedikit berpandangan sebaliknya. Bicara tentang kesehatan harus disertakan dengan hasil penelitian, bukan dengan membayangkan. Alhamdulillah dari beberapa ahli kesehatan (baca: dokter) telah menerangkan hubungan antara puasa dengan kesehatan tubuh manusia yang kemudian membantah beberapa anggapan yang salah terkait dengan pengaruh puasa terhadap kesehatan.
 
Bersumberkan dari salah satu dokter Muslim (dr. Adika Mianoki) menjelaskan beberapa mitos yang tersebar di masyarakat kita antara lain:
 
1. Puasa Menyebabkan Sakit
Hal ini tidaklah tepat. Bagi orang yang sehat, berpuasa tidak akan menyebabkan sakit. Pada awal-awal puasa mungkin badan akan terasa lemas, pusing, dan tidak bertenaga. Hal ini terjadi karena proses adaptasi tubuh terhadap pola makan yang berbeda dari biasanya. Namun, lama-kelamaan tubuh akan menyesuaikan dan terbiasa serta kembali normal. Banyak penelitian yang menyebabkan berbagai manfaat kesehatan bagi orang yang berpuasa. Di antaranya, manfaat puasa bagi penderita maag fungsional yang justru akan mengurangi gejala bahkan menyembuhkan sakit maag.
2. Orang Lanjut Usia Tidak Boleh Puasa
Hal ini tidak sepenuhnya benar. Pada prinsipnya, tidak ada larangan bagi lansia untuk menjalankan ibadah puasa. Bahkan, banyak dari lansia yang mearasa lebih sehat dengan berpuasa. Memang ada beberapa kondisi bagi lansia yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, misalnya dengan kondisi fisik yang sangat lemah atau sedang dalam kondisi sakit yang menyebabkan tidak mampu berpuasa. Namun apabila kondisi fisik masih kuat, tetap wajib berpuasa di Bulan Ramadhan. Akan lebih baik jika diperiksakan dahulu ke dokter dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kondisi kesehatan pada lansia.
3. Tidak Perlu Olahraga di Bulan Puasa
Sebagian orang menganggap bahwa ketika berpuasa tidak perlu berolahrga. Hal ini tidak tepat. Aktifitas fisik saat berpuasa sebaiknya jangan dikurangi, termasuk olahraga. Waktu yang tepat untuk olahrga adalah menjelang berbuka puasa, kira-kira satu sampai dua jam sebelumnya. Selama puasa, disarankan tetap melakukan olahraga secara rutin.
4. Tidak Perlu Makan Sahur
Sebagian orang menganggap tidak perlu makan sahur sebelum puasa. Mereka mencukupkan dengan makan di malam harinya. Sebagian beranggapan sahur tidak banyak bermanfaat karena pada siang hari juga akan merasa lapar lagi. Makan sahur sangat penting bagi orang yang berpuasa. Tanpa makan sahur, kadar normal gula darah hanya sanggup bertahan dua sampai tiga jam setelah bangun tidur. Selanjutnya simpanan sumber tenaga mulai menurun drastis sehingga membuat tubuh terasa lemas. Dengan makan sahur yang cukup, tubuh memliki cadangan glukosa yang cukup untuk melakukan aktifitas di saing harinya. Apalagi, terdapat keberkahan dalam makan sahur. Oleh karena itu, tidak selayaknya sunnah makan sahur ditinggalkan.
5. Banyak Tidur Agar Tidak Lemas
Sebagian orang, banyak tidur di siang hari bulan Ramadhan. Alasannya agar badan tidak lemas. Ada pula yang beralasan dengan hadits yang menyebutkan bahwa tidurnya orang yang puasa adalah ibadah. Perlu diketahui, bahwa hadits tersebut adalah hadits yang dhaif (lemah), sehingga tidak bisa dijadikan dalil. Banyak tidur di siang hari justru akan menyebabkan badan lemas dan cenderung malas untuk beraktifitas. Jadi, meskipun sedang berpuasa, tidur di siang hari cukup seperlunya saja. Yang lebih parah, terkadang tidur di waktu-waktu shalat sehingga mengakhirkan shalat atau bahkan malah meninggalkannya.
6. Penderita Sakit Maag Tidak Boleh Puasa
Tidak semua gangguan maag menjadi halangan untuk berpuasa, tergantung jenis dan parahnya penyakit maag yang diderita seseorang. Pada penderita maag yang tanpa disertai kelainan pada saluran cerna (maag fungsional) , tidak masalah untuk tetap berpuasa. Bahkan, dengan berpuasa akan membantu meringankan gejala maagnya. Pada hari-hari awal puasa mungkin masih merasa tidak nyaman. Namun, lama kelamaan akan membaik dengan sendirinya asalkan pola makan teratur. Sedangkan pada penderita maag yang disertai kelainan pada saluran cerna (maag organik), sebaiknya periksa dulu ke dokter jika ingin berpuasa.
Semoga infomasi ini bermanfaat bagi anda.
Spread the love