Menggapai Kebahagiaan Dengan Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi orang-orang yang beriman yang memiliki begitu banyak hikmah di dalamnya.

Ţāhā:2 – Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;

Ţāhā:3 – tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),

Al-qur’an diturunkan kepada hamba-Nya agar dimudahkan dalam segala urusan. Al-qur’an akan bermanfaat bagi orang-orang yang khusyuk. Sangat penting bagi kita untuk khusyuk ketika membaca Al-qur’an dan ketika dibacakan maka dengarkan dan diam.

Hati orang yang beriman ketika mendengarkan Al-qur’an maka hatinya akan tenang, karena Alah sendiri yang mengabarkannya.

Hadist Nabi tentang semua urusan orang beriman adalah baik. Sabar ketika mendapat ujian dan bersyukur ketika mendapatkan nikmat.

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Ibnu Taimiyah mengatakan ada 3 tingkatan orang yang mendapatkan musibah:
1. Tidak bersabar atau berkeluh kesah.
2. Bersabar dan ridho dengan musibah.
3. Bersyukur atas musibah.

Sabar yang paling sulit adalah ketika musibah yang datangnya dari manusia seperti menghina atau mengolok-olok sesama manusia, kecuali bagi orang yang beriman.

Guruh (Ar-Ra`d):28 – (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Keluarga ‘Imran (‘Āli `Imrān):191 – (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Hati yang tenang akan mudah mendapatkan kebahagiaan, sedangkan hati yang tidak tenang akan diliputi kekhawatiran.

Syaikh Utsaimin mengatakan:

“Ilmu itu lebih mulia daripada harta. Engkau menjaga harta, tapi ilmu yang menjaga engkau”.

Imam Nawawi mengatakan:

“Dzikir yang paling ditekankan adalah membaca alquran.”

Harta rampasan perang (Al-‘Anfāl):2 – Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Ketika seseorang berada didalam keramaian, mereka tidak berani berbuat maksiat. Namun ketika dalam keadaan kesendirian, maka mereka bermaksiat. Orang seperti ini adalah orang yang tidak tahu kedudukan Rab nya.

Malaikat-Malaikat Yang Mencabut (An-Nāzi`āt):40 – Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

Orang yanh sudah tahu mengenai kedudukan Robnya, maka tidak akan berani berbuat maksiat dimana dan kondisi apapun.

Yang dikhawatirkan oleh Nabi kepada para shahabatnya adalah riya didalam hatinya walaupun sedikit.

Ada suatu ketika, Nabi mengalami kesedihan. Maka Nabi membaca doa berikut:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ

Allaahumma innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika, naashiyatii biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qodhoo-uka, as-aluka bikullismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahu fii kitaabika, au ‘allamtahu ahadan min kholqika, awista’tsarta bihi fii ‘ilmil ghoibi ‘indaka, an taj’alal qur-aana robii’a qolbii, wa nuuro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.

Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam), dan anak hamba perempuanMu (Hawa), ubun-ubunku berada di tanganMu, hukumMu berlaku terhadap diriku, dan ketetapanMu adil pada diriku. Aku memohon kepadaMu dengan segala Nama yang menjadi milikMu, yang Engkau namai diriMu dengannya, atau yang Engkau turunkan di dalam kitabMu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisiMu, maka aku mohon dengan itu agar Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku, pelipur kesedihanku, dan penghilang bagi kesusahanku.

HR. Ahmad 1/391. Menurut pendapat Al-Albani, hadits tersebut adalah sahih.

Jadikan alqur’an sebagai penyejuk hatiku.

Hadis nabi tentang sebaik-baiknya kalian adalah yang membaca alquran dan mengajarkannya.

Fudhail bin Iyad adalah shahabat Rasul yang masa lalunya adalah perampok yang paling ditakuti oleh para pedagang. Suatu saat beliau mendengar seseorang membaca ayat di bawah ini, beliau sangat tersentuh dan hatinya takut kemudian bertaubat kepada Allah dan menuntut ilmu hingga akhirnya menjadi ulama besar.

Besi (Al-Ĥadīd):16 – Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.

Ţāhā:124 – Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Ţāhā:125 – Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”

Ţāhā:126 – Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”.

Salah satu ingin mendapatkan kebahagiaan di dalam alquran, maka tadaburilah alquran.

Yang nabi khawatirkan pada umat setelahnya adalah penyakit al-wahn yaitu cinta dunia dan takut mati.

Ketika Nabi ditawari tentang dunia oleh Abdul Walid untuk meninggalkan dakwahnya, maka Nabi membacakan surat Thaha ayat 1-13. Ketika Nabi membacanya sampai-sampai Nabi diminta untuk berhenti membaca ayat tersebut karena rasa takutnya Abdul Walid.

Kunci kebahagiaan dengan alquran.
1. Mentadaburi, tandanya fokus ketika membaca, menangis, bertambah rasa khusyuknya kepada Allah, bertabah keimanannya kepada Allah, mengulangi yang dibaca.

Terputus sampai disini catatannya.
MOGA BERMANFAAT.

1 Jumadil Akhir
Masjid Ar-Rahat Slipi Jakbar
Ust. Zakarial Anshari

Spread the love