Menelaah Kembali Sifat Ibadurrahman

Sifat Ibadurrahman dibahas oleh Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an pada surat Al-Furqon ayat 63-77. Hakikat ‘Ibad’ adalah penghambaan kepada Allah Ta’ala.

Maryam:93 – Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.

Apa itu ibadah?

Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Ta’ala berupa ucapan, perbuatan baik tampak atau tidak tampak. (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu)

Derajat Ibadurrahman adalah capaian orang yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala. Ini adalah gelar yang diberikan oleh Allah. (Syaikh As-Sa’di Rahimahullahu)

Manusia yang menghambakan diri kepada Allah, mereka adalah Auliya Allah (Ibadurrahman), sedangkan manusia yang menghambakan diri kepada selain Allah maka disebut sebagai Aulia Syaithan.

Ibadurrahman adalah panggilan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang taat kepada-Nya. Ibadurrahman adalah sifat dan gelar dari Allah Ta’ala.

Rajin beribadah tidaklah cukup, namun dalam bermanhaj (metode dalam beragama) dan berakidah harus juga sesuai dengan apa yang dibawa oleh Nabi Shalalallahu ‘Alaihi Wassalam dan para Shahabatnya Radiyallahu ‘Anhum Ajmain.

Sifat-sifat Ibadurrahman:

1. Berjalan di muka bumi dengan penuh ketenangan.

Maknanya adalah tidak membuat kerusakan di muka bumi. Kerusakan yang ada hubungannya dengan manusia.

Di dalam surat Al-‘A`rāf :56 yang artinya “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Baca juga: Syaithan Menyesatkan Manusia Hingga Menjelang Kematian

Kerusakan di muka bumi ini akibat perbuatan manusia. Sebagaimana pada surat Ar-Rūm ayat ke 41 yang artinya “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Makna lain dari berjalan di muka bumi ini dengan tenang adalah tidak memiliki sifat sombong. Arti sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.

Orang yang menyombongkan diri di muka bumi ini, maka tidak akan mendapatkan ketinggian di akhirat. Cerita (Al-Qaşaş):83 – Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.

Memperjalankan di waktu malam (Al-‘Isrā’):37 – Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

2. Apabila dihina oleh orang-orang bodoh maka dibalas dengan kasih sayang.

Bodoh bukanlah orang yang tidak punya ilmu, namun orang bodoh adalah orang yang bermaksiat kepada Allah Ta’ala. Orang bodoh adalah orang yang mengedepankan hawa nafsunya.

Sikap Ibadurrahman adalah ‘salamah’ yaitu kelembutan, balasan dengan penuh kasih sayang dan mencoba untuk memahami bahwa mereka belum dapat hidayah.

Kisah yang mahsyur di dalam hadist adalah tentang orang Arab Badui yang datang ke masjid dan buang air kecil dipojokan masjid. Kemudian Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersikap lemah lembut kepada orang Arab Badui tersebut.

3. Menghidupkan malam dengan sujud dan berdiri (sholat, berdoa dan istighfar)

Allah Azza wa Jalla mengkhususkan malam karena ibadah di malam hari ini lebih khusyuk dan lebih takut kepada Allah Ta’ala.

Ibadah tegah malam jauh dari pandangan manusia sehingga jauh dari perbuatan Riya. Sebagaimana keburukan dan kebaikan harus dirahasiakan.

Sajdah (As-Sajdah):16 – Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):9 – (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Angin yang menerbangkan (Adh-Dhāriyāt):17-18 “Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.

4. Selalu berdoa kepada Allah agar dipalingkan dari siksa dan azab Allah.

Orang beriman tidak pernah sombong atas ibadah yang dilakukannya. Mereka selalu berdoa kepada Allah untuk berlindung dari siksa dan azab neraka. Selain itu mereka meminta perlindungan dari perbuatan yang mengantarkan ke neraka serta meminta agar dimudahkan untuk melakukan amalan-amalan yang menghantarkan ke surga.

Berdoa untuk meminta perlindungan dari azab neraka Allah juga dibaca ketika hendak tidur.

اَللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

Allaahumma qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadak.

Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksaanMu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hambaMu.

HR. Abu Dawud dengan lafal hadits yang sama, 4/311. Lihat juga Shahih At-Tirmidzi 3/143.

Adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, apabila ingin tidur, beliau meletakkan tangannya yang kanan di bawah pipinya, kemudian membaca: (doa di atas).

SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT

=====

Ditulis pada tanggal 19 Rabiul Awal 1441H
Di Masjid Ar-Rahmat Slipi JakBar
Pemateri Ust. Abu Hurairah MA

Spread the love