Hadist 10 : Hak Tetangga

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia menyakiti/ mengganggu tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata/berucap yang baik atau ia diam.” Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Bukhadi dan Muslim (Muttafaqun ilaihi)

Penjelasan

Makna Kosakata Hadist

  • Aamana – Yu’minu yang artinya beriman/ percaya dan lawan katanya adalah Kafaro – Yukfaru yang artinya kafir/ mengingkari.
  • Al-yaumul Akhiri bermakna Al-yaumul Qiyaamati yang artinya adalah hari kiamat. Disebut sebagai hari akhir karena tidak ada kehidupan setelahnya. Setiap manusia akan mengalami 4 kehidupan yaitu kehidupan di alam rahim, kehidupan di dunia, kehidupan di alam barzah dan kehidupan di hari akhir.
  • Akroma – Yukrimu persamaan katanya Ihtaroma – Yahtarimu yang artinya memuliakan/ menghormati.
  • Dhoifun (mufrod) dan jamaknya adalah Dhuyufun yang artinya adalah tamu. Definisi dari Dhoifun adalah seseorang yang turun/ singgah di tempat orang lain.
  • Jaarun (jamaknya Jiiron) yang artinya tetangga. Maknanya adalah seseorang yang tinggal di samping rumahmu.
  • Yashmutu persamaan katanya adalah Yaskut yang artinya diam.

Baca Juga: Hadist 9 Silaturahmi

Pemahaman Hadist

  1. Nabi mengajarkan kepada kita di dalam hadist ini untuk berhias dengan adab-adab dan akhlak yang islami yang mana dapat menambah kelembutan dan kecintaan diantara kaum muslimin.
  2. Diantara yang dituntut adalah diperintahkan untuk berfikir sebelum berbicara.
  3. Memperhatikan tetangga dan memuliakan tamu merupakan bagian dari kesempurnaan iman.
  4. Telah menjadi kuat hak tetangga dan berbuat baik kepadanya dimana Allah telah memerintahkannya dan Alllah telah mengikutsertakan berbuat baik kepada tetangga dengan beribadah kepada-Nya. Sebagaiman pada Surat An-Nisa ayat ke 36 yang artinya “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri“.
  5. Haramnya menyakiti tetangga dan berbuat kasar kepada mereka dan sesungguhnya hal tersebut bagian dari dosa besar.
  6. Sesungguhnya memuluakan tetangga adalah sebab dimasukannya ke dalam surga.
  7. Anjuran untuk menjalin ikatan antar tetangga dengan saling memberikan hadiah dan semisalnya.
  8. Sesungguhnya yang paling dekat dari tetangga dan yang paling utama untuk berbuat baik adalah tetangga yang lebih dekat pintunya. Rasul telah menjadikan berbuat baik kepada tetangga merupakan bagian dari kesempurnaan imam.

Selesai

Spread the love