Iman Kepada Takdir Buruk

Iman itu separuhnya syukur dan separuhnya sabar. Jika mendapat kenikmatan maka bersyukur. Jika mendapatkan keburukan maka bersabar. Makna syukur adalah mentaati sang pemberi nikmat (Allah).

Diantara Unsur syukur sebagai berikut:

  • Lisan
  • Hati
  • Perbuatan.

Ulama menggambarkan bahwa Ilmu itu ada 3 jengkal, yaitu:

  1. Sombong ketika baru pertama kali memiliki ilmu.
  2. Tawadhu, rendah diri atas ilmu yang dimiliki.
  3. Menyadari ilmunya sedikit, sehingga perlu banyak belajar.

Beberapa point memahami Iman kepada takdir:

  • Merupakan pondasi yang agung karena bagian dari rukun Iman.
  • Makna al-qadha secara bahasa adalah menyelesaikan, melaksanakan dan memutuskan. Secara istilah adalah apa yang Allah putuskan kepada hambanya.

Makna Takdir adalah mengukur dan mencocokan sesuatu. Secara istilah adalah apa yang Allah tetapkan di dalam azali berdasarkan ilmu dan catatan disisi Allah.

Cara mudah memahai seperti kita hendak menjahit pakaian. Mengukur ukuran badan disebut qodhr, disaat selesai atau sudah jadi namanya qodho.

  • Ada 4 yang perlu kita imani.

Al-ilmu.
Allah mengetahui tentang segala sesuatu. Baik yang tidak terjadi kalaupun itu terjadi, akan terjadi dan sudah terjadi.

Pengusiran (Al-Ĥashr):22 – Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Kunci ghoib ada 5, hanya Allah yang mengetahui:
1. Hari kiamat
2. Turunnya hujan
3. Anak yang akan lahir apakah wanita atau pria
4. Setiap jiwa tidak akan mengetahui apa yang akan dikerjakan besok.
5. Kapan dan dimana kita meninggal

Alkitabah.
Semua itu sudah Allah catat di dalam lauhil mahfudz.

Nabi-Nabi (Al-‘Anbyā’):105 – Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.

Yā-Sīn:12 – Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Terdapat 5 catatan Takdir:

  1. Taqdir Azali (sebelum segala2nya). Sebelum diciptakannya langit dan bumi dengan jarak 50rb tahun.
  2. Taqdir ketika Allah mengambil perjanjian kepada bani adam. Tempat yang tertinggi (Al-‘A`rāf):172 – Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,
  3. Takdir umur. (Rizki, bahagia atau senang, kematiannya).
  4. Takdir setiap tahun seperti pada malam lailatul qadr.
  5. Takdir setiap hari.

Yang Maha Pemurah (Ar-Raĥmān):29 – Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.

Al-kholq.
Allah yang menciptakan. Allah pencipta hakiki, manusia hanya merubah atau menyusunnya.

Masyiah.
Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi. Berbeda dengan manusia, belum tentu terjadi apa yang dikehendaki.

Yā-Sīn:82 – Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.

Dengan kita mengimani Taqdir, maka manusia tidak perlu bersedih atas apa yang Allah taqdirkan. Juga tidak boleh berbangga atas apa yang dimiliki. Karena semua itu adalah Taqdir.

Bagaimana jika ada yang mengatakan bahwa perbuatan maksiat yang dilakukan termasuk taqdir Allah.

Maka jawabannya tidak boleh berdalil dalam perbuatan maksiat.

== Selesai dan Semoga Bermanfaat ==

1 Shafar 1439H
Masjid Nurul Iman
Blok M Square Jak-Sel
Ust. Mizan Qudsiah

Spread the love