Meraih Kesempurnaan Tauhid

Kenapa Tauhid kita harus sempurna? Karena kita akan masuk surga tanpa hisab dan azab. Bagaimana sifat, tatacara dan bentuk meraih kesempurnaan Tauhid serta keutamaannya. Cara untuk meraih kesempurnaan Tauhid, ada 2 bentuk:

  1. Pemurnian dan menyempurnakan tauhid dengan pemurnian yang wajib.
  2. Pemurnian dan Menyempurnakan tauhid dengan pemurnian yang sunnah.

Pemurnian yang wajib.

  • Melakukan perintah yang wajib, membersihkan dari kotoran2 syirik, bid’ah, dosa2 besar.
  • Dosa besar adalah seluruh dosa atau maksiat yang diberikan hukuman tertentu di dunia atau diancam dengan api neraka atau diancam dengan laknat atau diancam dengan kemurkaan atau diancam dengan siksa.
  • Dosa kecil adalah seluruh dosa dan maksiat yang tidak ditetapkan hukumannya baik di dunia dan akhirat.
  • Dosa kecil adalah seluruh larangan agama atau syariat dan tidak ada ketentuan hukuman di dunia dan akhirat.

Pemurnian yang mustahab atau sunnah atau lebih dari wajib/batas minimal.

  • Ini adalah yang dilakukan oleh orang2 yang dekat kepada Allah (Al-Muqorrobin).
  • Penuhnya hati dengan cinta kepada Allah dan kesempurnaan menghadap Allah dan menyibukan anggota badan dengan amal-amal sholih dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Dibarengi dengan menjauhkan yang makhruh, syubhat dan hal-hal mubah.
  • Sampailah mereka kepada derajad orang yang zuhud.
  • Zuhud adalah meninggalkan segala urusan-urusan di dunia yang tidak berguna di akhirat.
  • Tingkatan dibawah zuhud adalah wara yaitu meninggalkan segala perkara yang membahayakan akhiratnya.

Dalil 1

Lebah (An-Naĥl):120 – Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),

Nabi Ibrahim paling mirip dengan Nabi Muhammad. Beliau adalah kholilullah, bapaknya para nabi dan imamnya para muwahid.

Allah mensifati Nabi Ibrahim 4 yakni:

  1. Panutan atau contoh (Ummah).
  2. Istiqomah dan terus taat (Qonitan).
  3. Hanifa artinya condong kepada tauhid dan jauh dari kesyirikan.
  4. Tidak termasuk orang-orang yang syirik dan tidak bercampur baur dengan kaum musyrikin.

Orang yang pertama kali merubah dakwah tauhid Nabi Ibahim adalah Amr Ibnu Luhai Al-Khuzai.

Orang yang bertauhid dikatakan “Ummah” meskipun sendirian. Ini adalah keberkahan orang yang bertauhid.

Faidah dari ayat tersebut yaitu menjelaskan sifat dan cara untuk menyempurnakan tauhid dengan menjelaskan sifat Nabi Ibrahim dan beliau dijadikan contoh.

Dalil 2

Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi dan Salamah bin Syabib -Salamah berkata- telah menceritakan kepada kami -sementara Ad Darimi berkata- telah mengabarkan kepada kami Marwan bin Muhammad Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Sa’id, ia adalah anak Abdul Aziz dari Rabi’ah bin Yazid dari Abu Idris Al Khaulani dari Abu Muslim Al Khaulani ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Al Habib (orang yang aku cintai) dan Al Amin (orang yang aku percayai) Auf bin Malik Al Asyja’i ia berkata; Kami pernah berada dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sembilan atau delapan atau tujuh hari.

Saat kami hendak berpisah, beliau bersabda: “Apakah kalian tidak berbai’at kepada Rasulullah?” Ketika itu kami baru saja berbai’at kepada beliau, maka kami pun menjawab, “Sesungguhnya kami telah berbai’at kepadamu wahai Rasulullah.” Kemudian beliau bertanya lagi: “Apakah kalian tidak berbai’at kepada Rasulullah?” kami menjawab, “Sungguh, kami telah berbai’at kepada Anda wahai Rasulullah.” Beliau mengulangi pertanyaannya: “Apakah kalian tidak berbai’at kepada Rasulullah?” Maka kami pun mengulurkan tangan sambil berujar, “Sesungguhnya kami telah berbai’at kepada Tuan, lalu atas apa lagi kami berbai’at kepada Tuan wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “Bahwa kalian akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun juga, akan menegakkan shalat lima waktu, akan berlaku patuh kemudian beliau melirihkan perkataannya: dan tidak akan meminta sesuatupun kepada orang banyak.” Auf berkata; Aku pernah melihat sebagian dari mereka itu suatu saat cambuknya jatuh, tetapi ia tidak meminta tolong sedikit pun kepada orang lain untuk mengambilkannya.” (HR. Muslim no. 1729)

Faidah hadist:

  1. Menerangkan bahwa baiat yang paling hebat adalah baiat bertauhid dan tidak berbuat syirik.
  2. Meraih keaempurnaan tauhid dengan pemurnian pada derajat yang mustahab atau sunnah.

Dalil 3

Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada kami Rauh bin Ubadah telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dia berkata; saya mendengar Hushain bin Abdurrahman dia berkata; saya berdiri di samping Sa’id bin Jubair lalu dia berkata; dari Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab, yaitu yang tidak meminta diruqyah (pengobatan dengan jampi-jampi, atau mantera), tidak berfirasat sial karena melihat burung dan hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka. (HR. Bukhari no. 6472)

Faidah hadist.

  1. Keutamaan orang yang tauhidnya sempurna dengan derajatnya kemurniannya mustahab atau sunnah. Syaratnya tidak meminta diri untuk di ruqyah, tidak berobat dengan metode kay (besi panas), menghindari tathoyyur (mengaggap sial sesuatu), benar2 hati ini bersandar kepada Allah.
  2. Jumlah keutamaan yang agung yang diberikan Allah kepada ummat Nabi Muhammad adalah 70rb yang masuk surga tanpa hisab dan azab.

Kesimpulan.

Manusia masuk ke dalam surga ditinjau dari hisab dan azab terbagi 3.

  1. Masuk surga tanpa hisab dan azab. Mereka adalah umat yang 70rb masuk surga dengan 4 kriteria.
  2. Masuk surga setelah di hisab namun tidak di azab. Mereka adalah orang2 yang amal timbangan kebaikannya berat.
  3. Masuk surga setelah dihisab dan setelah di azab. Mereka adalah orang yang bertauhid namun berbuat dosa atau maksiat.

Dalil tentang 3 tingkatan di atas:

Pencipta (Fāţir):32 – Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.

SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT

12 Shaban
Masjid Ar-Rahmat Slipi JakBar
Meraih Kesempurnaan Tauhid
Ust. Mizan Qudsiah

Spread the love