Syirik Tidak Kenal Malaikat

Tidak sedikit manusia yang meminta sesuatu kepada malaikat. Hal ini menjadikan syirik tidak kenal malaikat. Kita tidak boleh bergantung kepada malaikat. Ibadah adalah murni hanya milik Allah.

Dalilnya:

Pembukaan (Al-Fātiĥah):5 – Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Tema ini membatalkan kaum musyrikin yang bergantung kepada malaikat.

Beberapa Dalil Tentang Ghuluw-nya Kaum Musyirik Terhadap Malaikat

Dalil 1

Nabi-Nabi (Al-‘Anbyā’):26-29 Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: “Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.

Ayat ini ditujukan untuk orang-orang musyrikin. Mereka menganggap bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Sifat malaikat yaitu tidak maksiat kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah-perintah Allah.

Beberapa poin akidah di dalam ayat tersebut:

  1. Diantara kerusakan akidah kaum musyrikin adalah menganggap Allah memiliki anak perempuan. Bagi kaum musyrikin, mempunyai anak perempuan itu adalah aib, namun mereka menganggap Allah memiliki anak perempuan. Maka disini kerusakan akidah kaum misyrikin. Allah menyebut mereka adalah orang-orang yang dzalim (tidak adil). Dalilnya: Bintang (An-Najm):22 – Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.
  2. Malaikat-malaikat adalah hamba-hamba Allah yang tunduk dan takut kepada Allah. Maka kita tidak boleh menyembahnya.
  3. Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang tidak berhak untuk disembah.
  4. Malaikat tidak bisa memberikan syafaat dihadapan Allah kecuali diizinkan oleh Allah.
  5. Sekiranya malaikat mempertuhankan dirinya daripada Allah, maka Allah tetap akan menyiksanya.

Arti secara bahasa syafaat adalah genap atau ganda. Arti secara istilah syar’i adalah membantu orang lain agar orang tersebut mendapat manfaat atau tertolak dari mudharat.

Dalil 2

Kaum Saba’ (Saba’):23 – Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar”, dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Syarah ada di dalam hadist berikut:

Dari Abu Hurairah (Abdurrahaman bin Sakhor ad-Dausi) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Apabila Allah menetapkan satu perkara di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. Apabila hati mereka telah menjadi stabil, mereka berkata; ‘Apa yang difirmankan Rabb kita? ‘ mereka menjawab; ‘Al Haq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.’ (HR. Bukhari no. 7481)

Penjelasan hadist:

  1. Malaikat yang tubuhnya besar dan kuat, namun mereka tidak berdaya terhadap firman Allah. Bagaimana mungkin mereka layak diibadahi atau dimintai selain Allah. Contoh malaikat yang kuat yaitu malaikat yang memikul ‘Arsy. Sifat bentuknya yaitu jarak antara daun telinga sampai ke pundaknya seperti perjalanan 700 tahun terbangnya burung. Malaikat Jibril memiliki sifat yaitu memiliki 600 sayap, 1 sayapnya saja sudah memenuhi langit.
  2. Hadist ini menetapkan ‘sifatul kalam’ yaitu Allah berbicara.
  3. Para malaikat adalah para hamba Allah yang lemah dihadapannya.
  4. Bahwasanya malaikat memiliki hati. Mereka punya rasa takut.

Milik Siapakah Syafa’at Itu dan Bagaimana Cara Mendapatkannya?

Alasan tema ini dimasukan ke dalam Bab pembahasan karena mereka kaum musyrikin menganggap dengan menyembah malaikat maka mereka akan mendapatkan syafaat.

Baca juga: Syirik Tidak Kenal Orang Shalih

Jenis syafaat terbagi 2:

  1. Syafaat khusus untuk Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam.
  2. Syafaat umum untuk Nabi, Malaikat, Orang Shalih dll.

Dalil 1

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):44 – Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”

Faidah ayat:

  1. Syafaat mutlak hanya milik Allah, maka tidak boleh meminta kepada selainnya.
  2. Syafaat memiliki syarat dalam Islam untuk mendapatkannya.

Dalil 2

Bintang (An-Najm):26 – Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).

Baitul Makmur adalah kiblatnya para malaikat. Posisinya persis di atas kabah. Jumlah malaikat tidak terhitung jumlahnya, hanya Allah yang mengetahuinya.

Faidah ayat:

  1. Syafaat dari para malaikat dan selainnya tidak berguna di hari kiamat kecuali dengan 2 syarat yaitu atas izin-Nya bagi yang memberi syafaat dan Allah meridhoi orang yang akan dimintakan syafaat.
  2. Jumlah malaikat yang begitu banyak di langit.
  3. Batalnya seluruh syafaat yang diminta kepada selain Allah termasuk kepada malaikat.

Dalil 3

Sapi Betina (Al-Baqarah):255 – Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Keutamaan ayat kursi:

  1. Dilindungi dari syaitan yang dibaca ketika akan tidur.
  2. Tidak terhalang untuk masuk surga ketika mati, ketika dibaca setelah sholat.
  3. Ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an.
  4. Ayat ruqyah.

Faidah ayat:

  1. Ayat ini menetapkan syarat syafaat adalah atas izin Allah.
  2. Syafaat tidak mutlak kepada Nabi Muhammad, tetapi harus punya izin.

Dalil 4

Kaum Saba’ (Saba’):22-23 Katakanlah: “Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar”, dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Faidah ayat:

  1. Mengandung syarat syafaat yaitu izin.
  2. Kedua ayat ini disebut para ulama kita yaitu 2 ayat pemotong akar-akar pohon syirik dari jantung hati seluruh manusia.

Dalil 5

Nabi-Nabi (Al-‘Anbyā’):28 – Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.

Faidah ayat:

  1. Syarat syafaat adalah yang diberi syafaat harus diridhoi.
  2. Orang yang diridhoi adalah orang-orang yang bertauhid.

Dalil 6

Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka setiap nabi menyegerakan doanya, dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai syafa’at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa’atku akan mencakup orang yang mati dari kalangan umatku yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu apa pun.” (HR. Muslim no. 199)

Abu Hurairah meriwayatkan hadist sejumlah 5374. Shahabat yang hafalannya kuat antara lain Ibnu Abbas dan Al Imam Qotadah ibnu Diamah as-Sulusi al-Basri.

Faidah hadist:

  1. Mengandung 2 syarat syafaat yaitu izin dari Allah dan Allah meridhoi serta bago mereka yang bertauhid. Orang yang bertauhid adalah syarat yang ketiga menurut ulama.
  2. Perkara syafaat itu kembali kepada Allah. Nabi sebatas berdoa dan meminta.
  3. Kesempurnaan kasih sayang nabi kepada umatnya dan semangat nabi agar umatnya diberikan keselamatan di dunia dan akhirat.
  4. Keutamaan Nabi Muhammad di atas nabi yang lain. Nabi lebih mengutamakan umatnya dengan doanya yang mustajab dibanding atas dirinya sendiri dan keluarganya.
  5. Tidak semua doa para Nabi di dunia mustajab dimana dibaliknya ada hikmah.

Dalil 7

Dari Abu Hurairah, bahwa dia berkata: ditanyakan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya”. (HR. Bukhari no. 99)

Faidah hadist:

  1. Menetapkan ridho sebagai syarat syafaat. Ridho disini adalah orang yang bertauhid.
  2. Persaksian Rasul terhadap Abu Hurairah bahwa beliau orang yang semangat mencari ilmu dan sunnah.
  3. Pujian Nabi kepada Abu Hurairah yang bertanya tentang akidah.

Ditulis pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1440
Masjid Ar-Rahmat Slipi JakBar
Pemateri: Ust. Mizan Qudsiyah Lc. MA

==SEMOGA BERMANFAAT==

Spread the love