Surat Al-Ikhlas
Surat Al-Ikhlas disebut juga dengan surat Tauhid dan memiliki 20 nama untuk surat ini. Penamaan surat ini yang mahsyur adalah Al-Ikhlas, karena di dalamnya terdapat makna bahwa Allah adalah Tuhan yang berhak untuk disembah.
Jumhur ulama berpendapat bahwa surat Al-Ikhlas adalah surat yang berada diurutan ke 22 dalam urutan turunnya dan termasuk surat Makiah. Surat Al-Ikhlas merupakan Surat yang sarat dengan Akidah dan Tauhid.
Sebagian ulama mengatakan bahwa surat ini adalah asas Tauhid.
Baca juga: Tafsir Surat Al-Kafirun
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam berdakwah di Mekah dengan menanamkan Akidah Tauhid terlebih dahulu, sedangkan syariat sholat baru muncul saat menjelang hijrah ke Madinah, itupun di hari hari terakhir dakwah di Mekah.
Tauhid adalah perioritas utama sebelum yang lain, karena sebesar-besarnya perintah Allah adalah Tauhid.
Di dalam kitab Al-Kabaair bahwa dosa terbesar adalah syirik, karena dosa syirik bisa menghapus seluruh amal.
Sebab Turunnya dan Keutamaannya
Sebab turunnya surat ini berdasarkan hadist yakni ketika ada pertanyaan kepada Nabi tentang siapa Nasab tuhan Muhammad.
Keutamaan surat Al-Ikhlas diantaranya:
- Allah mencintai orang yang membaca surat Al-Ikhlas seperti yang dikisahkan di dalam hadis shahih Bukhari dan Muslim.
- Allah memasukan hamba-Nya ke dalam surga bagi mereka yang mencintai surat Al-Ikhlas sebagaimana di dalam hadis shahih Bukhari dari shahabat Anas bin Malik.
- Di dalam shahih Bukhari dari shahabat Sa’id bahwa surat Al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga dari Al-Qur’an.
- Di dalam hadis yang diriwayatkan dari An-Nasai dll dari Sa’id bahwa Surat Al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.
- Hadis lainnya dari Imam Malik bin Anas bahwa orang yang membaca surat Al-Ikhlas berhak mendapatkan surga. (HR. Tirmidzi)
- Surat al-Ikhlas bisa dijadikan sebagai pengobatan sebagaimana di jelaskan di dalam hadist shahih.
Tafsir Surat Al-Ikhlas
Ayat 1
Ikhlas (Al-‘Ikhlāş):1 – Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Nabi menjawab pertanyaan kaum musyrikin tentang siapa Tuhanmu? Maka Nabi menjawab seperti pada ayat pertama.
Kata yang dimulai dengan kata perintah yang menunjukkan ketegasan dan keyakinan.
Katakanlah dengan penuh Ketegasan, Keyakinan dan Pengetahuan tentangnya.
Kata Al-Ahad adalah Tauhid, artinya hanya Allah yang berhak untuk disembah.
Ucapan kata ini (al-ahad) penah dilakukan oleh shahabat Bilal bin Rabah yang ketika itu sedang disiksa oleh kaum musyrikin, termasuk juga shahabat Amar bin Yasir yang dirinya beserta ayah dan ibunya disiksa hingga wafat.
Ayat 2
Ikhlas (Al-‘Ikhlāş):2 – Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Makna Ash-Shomad:
- Dari Ibnu Abbas dari Ikrimah yakni hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat yang dituju untuk diminta dlsb.
- Dari Ibnu Abbas yang diriwiyatkan oleh Abu Thalhah juga bahwa Dialah Allah yang maha sempurna Kepemimpinanya, sempurna Keagungannya dst.
Ayat 3
Ikhlas (Al-‘Ikhlāş):3 – Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Allah tidaklah sama dengan makhluk, yang mana makhluk butuh istri untuk mendapatkan anak.
Allah tidak memiliki sifat yang sama dengan makhluk, karena sifat makhluk banyak kekurangan atau tidak ada yang sempurna.
Allah menciptakan segala sesuatu yang sebelumnya tidak ada.
Allah tidaklah sama sifatnya dengan makhluk yang memiliki anak. Sampai-sampai apabila ada yang mengatakan Allah memiliki anak, sungguh ini merupakan perkataan yang jelek sebagaimana di dalam ayat di bawah.
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. (QS. Maryam 88-91)
Allah maha penyabar atas gangguan yang diucapkan oleh kaum musyrikin bahwa Allah memiliki anak. Bahkan dengan kesabarannya tersebut Allah terus memberikan rizki dan keselamatan kepada siapapun.
Ayat 4
Ikhlas (Al-‘Ikhlāş):4 – dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Demikian dan akan dilanjutkan ke Surat Al-Falaq, Insya Allah