Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 14-16

Pada Surat Al-Baqarah ayat ke 14 – 16 masih menjelaskan tentang ciri-ciri atau sifat orang munafik. Sebagaimana hingga ayat ke 20 masih menjelaskan tentang sifat orang munafik tersebut.

Keimanan seseorang harus memiliki 3 unsur di dalam dirinya, yaitu

  1. Diyakini dalam hati.
  2. Ucapkan dengan lisan.
  3. Dibuktikan dengan amal perbuatan.

Pada diri seorang mukmin ketiga unsur tersebut selaras. Beda halnya dengan orang munafik yang berbeda atau tidak selaras.

Ayat 14

Sapi Betina (Al-Baqarah):14 – Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.

Ayat 15

Sapi Betina (Al-Baqarah):15 – Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.

Setan bisa dari kalangan Jin dan Manusia. Pada ayat ini dimutlakan pada setan jenis manusia.

Maksud kata setan pada ayat tersebu adalah pemimpin dan pembesar mereka dari pendeta-pendeta Yahudi, pemimpin orang munafik dan orang-orang kafir Quraisy.

Suatu perbuatan yang keluar dari tabiat aslinya seperti membangkang, liar, durhaka dan sebagainya merupakan perbuatan setan. Setan bisa dimutlakan kepada jin, manusia dan binatang.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 10-13

Mereka kaum munafik mengolok-olok kaum mukmin, maka di akhirat kelak mereka (kaum munafik) akan diolok-olok oleh kaum mukmin. Ini adalah cara Allah memabalikkan olok-olokan mereka ketika mereka di dunia.

Balasan Allah yang kedua untuk orang munafik adalah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatannya. Ini adalah bentuk siksa Allah kepada mereka.

Allah membiarkan dan menambahkan kesesatan bagi kaum munafik agar di akhirat kelak disiksa dengan berat. Berbeda dengan kaum mukminin yang terus diuji di dunia agar bertemu dengan Allah di akhirat dengan kondisi yang bersih.

Ayat 16

Sapi Betina (Al-Baqarah):16 – Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

Dari Ibnu Abbas, maksud mereka membeli kesesatan dengan petunjuk adalah meninggalkan hidayah dan lebih memilih kesesatan.

Dari Imam Mujahid menafsirkan, Awalnya mukmin menjadi kafir. Sedangkan Qotadah adalah mereka lebih menyukai kesesatan daripada hidayah.

Ini adalah perniagaan yang paling merugi baik di dunia maupun di akhirat. Mereka tidak akan mendapat hidayah kembali.

Pada ayat selanjutnya Allah memberikan permisalah bagi orang Munafik.

Bersambung…

SEMOGA BERMANFAAT

Ditulis pada tanggal 20 Shafar 1441H
Di Masjid Ar-Rahmat Slipi Jakbar
Pemateri Ust. Hamzah Abbas Lc

Spread the love