Perjalanan Ruh Setelah Kematian
Berbicara tentang Ruh adalah perkara yang Ghaib. Tentunya ini perlu dalil shahih yang datang dari Allah Ta’ala. Sebagaimana pada Surat Al-Baqarah ayat ke 3 yang artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Terkait perkara yang Ghaib, kita diperintahkan untuk mengimaninya, karena ini merupakan urusan Allah Ta’ala.
Memperjalankan di waktu malam (Al-‘Isrā’):85 – Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Barang siapa yang mengaku mengetahui perkara yang Ghaib, maka mereka adalah Thogut.
Ruh datangnya dari Allah yang kemudian menghidupkan dan menggerakkan manusia. Ruh ditiupkan ke manusia pada usia 120 hari di dalam rahim ibunya. Setelahnya Allah menentukan 4 perkara yaitu:
- Rizki yang didapatkannya.
- Azal (batas akhir kehidupan). Jangan pernah bertanya kapan dan dimana kematian itu datang, akan tetapi apa yang dipersiapkan.
- Amal (perbuatan) yang mengarahkan ke surga atau ke neraka.
- Susah atau senang ketika di dunia. Kesusahan adalah bermaksiat kepada Allah dan mati dalam keadaan Su’ul Khotimah. Sedangkan kesenangan itu adalah ketaatan kepada Allah dan mati dalam keadaan Husnul Khatimah.
Allah memberi nama lain dari Al-Qur’an adalah Ruh sebagaimana yang dijelaskan pada ayat berikut:
Musyawarah (Ash-Shūraá):52 – Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
Salah satu bentuk mengingat Allah adalah dengan Sholat dan Membaca Qur’an. Maka bagi mereka yang di dalam dirinya tidak diisi dengan Sholat dan Membaca Al-Qur’an seperti orang mati atau bangkai sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadist yang shahih.
Baca Juga: Syaithan Menyesatkan Manusia Hingga Menjelang Kematian
Orang-orang kafir menginginkan umat Islam jauh dari Al-Qur’an sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut:
Yang dijelaskan (Fuşşilat):26 – Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”.
Syaikh As-Sa’di Rahimahullah mengatakan bahwa kelemahan umat Islam adalah jika mereka jauh dari Al-Qur’an.
Ayat yang menjelaskan tentang kondisi umat Islam sebagaimana dijelaskan pada Surat Al-Furqon ayat 30-34.
Pada hakikatnya manusia mengalami kematian setiap hari yaitu ketika kita hendak tidur. Oleh karenanya di dalam Doa Tidur dan Bangun Tidur menggunaka kata “Mati”, bukan kata “Tidur”.
Rombongan-rombongan (Az-Zumar):42 – Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
Ulama menafsirkan bahwa tidur adalah mati kecil, sedangkan kematian besar adalah tidak dikembalikannya ruh ke dalam jasadnya.
Apa yang harus dilakukan sebelum tidur (persiapan kematian kecil):
- Berwudhu sebelum tidur. Oleh karena itu ketika hendak tidur, maka berwudhulah sebagaimana mayit akan disholatkan.
- Bermuhasabah tentang kebaikan dan dosa yang kita lakukan di siang hari.
Ketika Ruh dicabut dari tubuh manusia, maka Ruh yang baik akan dipuji oleh Malaikat. Kemudian Ruh dibawa ke atas langit. Disetiap tingkatan langit, para malaikat memujinya kembali dengan mengatakan Ruh siapa ini yang baik da wangi.
Setelah sampai dilangit yang tujuh. Ruh tersebut diperintahkan untuk dikembalikan ke dalam jasadnya yang ada di dalam kubur.
Kemudian ditanya 3 perkara yakni Siapa Tuhanmu, Apa Agamanu dan Siapa Nabimu? Maka terdengar suara dari langit dengan ucapan “Engkau Benar”.
Kemudian setelah itu, si Mayit bertanya kepada orang yang ada disekitarnya yang beraroma wangi dan enak dipandang. Itu adalah amal shalih yang dikerjakan selama hidup di dunia.
Maka balasannya setelah itu dilapangkan kuburnya dan ditampakkan surga di depannya yang kemudian setelah itu si mayit meminta disegerakan untuk disegerakan kiamat .
Sebaliknya Ruh yang buruk sebelum dicabut ruhnya maka dihina. Dihantar ke langit dan dihina oleh malaikat disetia langit yang dilewatinya. Allah tidak menerima mereka dan memerintahkan malaikat untuk dilemparkan ruhnya ke dalam jasad di dalam kuburnya.
Kemudian si mayit ditanya tentang 3 perkara seperti di atas dan tidak bisa menjawabnya. Lalu datang orang yang sangat jelek dan bau. Itu adalah amalan buruknya selama di dunia. Disempitkan kuburnya, disiksa dirinya dan tampakkan neraka padanya. Maka si mayit meminta kepada Allah agar jangan disegerakan hari kiamat.
Haji (Al-Ĥaj):31 – dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
Demikianlah kondisi Ruh setelah kematian. Berbeda bagi hamba yang taat dengan yang bermaksiat. Kenikmatan akan didapatkan bagi mereka yang taat dan azab bagai mereka yang maksiat kepada Allah ta’ala.
Keadaan orang kafir ketika menjelang kematian seperti digambarkan pada ayat berikut:
Orang-orang mukmin (Al-Mu’minūn):99 – (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),
Orang-orang mukmin (Al-Mu’minūn):100 – agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.
Penjelasan tentang pembahasan ini bisa baca kitab yang ditulis oleh Imam Al-Qurthubi.
SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT
Ditulis pada tanggal 3 Rabiul Awal 1441 H
Di Masjid Ar-Rahmat Slipi Jak-Bar
Pemateri Ust. Abu Hurairah MA