Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 17-20

Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 17-20 merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yakni dari ayat 8-16 yang menjelaskan sifat orang munafik.

Ayat 17

Sapi Betina (Al-Baqarah):17 – Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

Ibnu Katsir:

  • Perumpamaan yang dimaksud disini adalah mereka (orang munafik) telah menukar hidayah dengan kesesatan.
  • Cahaya yang mereka buat, Allah hilangkan cahaya tersebut sehingga mereka tidak dapat melihat.
  • Hidayah itu seperti cahaya yang dapat menerangi mereka. Orang munafik mengganti cahaya tersebut kepada kegelapan.
  • Sebelumnya beriman dan menjadi munafik setelahnya. Mereka tidak akan dapatkan hidayah setelah mereka tukar dengan kesesatan.
  • Ketika Allah menghilngkan cahaya atau api mereka, maka akan tersisa bara dan asap yang akan merugikan diri mereka sendiri.
  • Makna kegelapan disini adalah kekufuran, kemunafikan dan kesesatan. Mereka tidak bisa membedakan mana yang benar (haq) dan salah (bathil) dikarenakan mereka di dalam kegelapan (kesesatan).

Ayat 18

Sapi Betina (Al-Baqarah):18 – Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),

  • Mereka tidak bisa mendengar kebaikan. Mereka bukanlah tuli yang hakiki, namun dirinya sudah tidak bisa mengambil manfaat dari kebaikan yang didengarkannya.
  • Mereka hanya berbicara yang tidak bermanfaat. Tidak ada kebaikan di dalamnya.
  • Mata mereka tidak buta, akan tetapi hati mereka yang dibutakan. Mereka tidak bisa melihat mana hidayah dan kesesatan.
  • Hidayah tidak akan pernah kembali kepada mereka sampai Allah memberikan balasan atas kesesatannya.

Baca juga Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 14-16

Ayat 19

Sapi Betina (Al-Baqarah):19 – atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.

  • Orang munafik itu bermacam-macam atau bertingkat-tingkat. Jenisnya adalah Munafik I’tiqadi (keyakinan) dan ‘Amali (perbuatan).
  • Ini adalah perumpamaan yang Allah jelaskan tentang orang munafik.
  • Di akhir ayat Allah menyebutnya Kafir. Ini merupakan jenis Munafik ‘Itiqadi.
  • Kondisi kemunafikan dan kekafiran yang mereka alami seperti dalam kondisi hujan lebat disertai gelap gulita, suara gemuruh dan petir. Mereka sangat ketakutan.

Ayat 20

Sapi Betina (Al-Baqarah):20 – Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

  • Mereka sangat takut sekali jika Allah bongkar kemunafikan mereka dihadapan orang beriman. Ini digambarkan dengan kilat yang menyambar mereka.
  • Ibnu Abbas: Kala kaum muslimin menang dan di dalam kejayaan, maka orang munafik memanfaatkan kondisi tersebut. Mereka seolah-olah sama dengan mereka (orang beriman). Mereka mendapatkan ketenangan dari jayanya kaum muslimin. Ini digambarkan ketika terdapat cahaya, orang munafik bisa berjalan di bawah cahaya. Kemudian kondisi sebaliknya.
  • Mereka awalnya mengetahui yang haq, namun berjalannya waktu mulai menghilang kebenaran yang ada di dalam dirinya.
  • Kondisi mereka di akhirat akan sama kondisinya di dunia. Sebagaimana pada ayat sebelumnya.

Kadar keimanan seseorang akan berpengaruh pada cahaya yang akan didapatkan di hari kiamat ketika mereka akan melewati jembatan Ash-Shirat yang di bawahnya neraka jahanam. Cahaya sebesar gunung dan ada juga caaya sebesar jari jempol.

Orang-orang munafik tidak akan memiliki cahaya dikarenakan mereka telah menukar cahaya (hidayah) dengan kegelapan (kesesahatan).

Setiap orang yang menampakkan keimanan akan mendapatkan cahaya, begitu juga dengan orang munafik. Namun mereka (orang munafik) ketika akan menyeberangi jembatan Ash-Shirat, maka cahaya tersebut Allah hilangkan.

Ibnu Katsir membuat kesimpulan.

  1. Manusia itu bermacam-macam yaitu orang mukmin yang sejati yang ada pada ayat 2-5. Kemudian orang kafir murni yang ada pada ayat 6-7. Kemudian orang munafik yang ada pada ayat 8-20. Orang munafik terbagi 2 yaitu I’tiqod dan ‘Amali yang terdiri dari 4 ciri yaitu berkata dusta, ingkar, khianat dan berbuat berlebihan kepada orang yang dimusuhinya.

bersambung dengan kesimpulan

SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT

Ditulis pada tanggal 10 Rabiul Tsani 1441 H
Di Masjid A-Rahmat Slipi Jak-Bar
Pemateri Ust. Hamzah Abbas Lc

Spread the love