Jaga Lisanmu

Diantara beberapa dalil tentang perintah untuk menjaga lisan.

Dalil 1

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-‘Aĥzāb):70-71 Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.

Dalil 2

Kamar-kamar (Al-Ĥujurāt):12 – Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Su’udzon diperbolehkan dan dianjurkan bahkan diwajibkan apabila didasari dengan fakta dan bukti. Contoh yang diwajibkan seperti ulama yang bersu’udzon kepada orang yang sering memalsukan hadist. Contoh diperbolehkan apabila kita melihat seseorang di malam hari memakai topeng dan membawa senjata tajam, maka kita bersu’udzon bahwa orang tersebut akan berbuat kejahatan.

Terdapat 3 fase dosa besar:

  1. Su’udzon (berburuk sangka).
  2. Tajassus (mencari-cari kesalahan orang).
  3. Ghibah (membicarakan keburukan orang lain)

Dalil 3

Qāf:18 – Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

Semua perbuatan yang dilakukan manusia akan selalu dicatat oleh malaikat dan catatan tersebut akan dibacakan di hari akhir.

Baca juga: Perjalanan Ruh Setelah Kematian

Dalil 4

Memperjalankan di waktu malam (Al-‘Isrā’):36 – Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (HR. Tirmizi No. 2341)

3 perkara yang dirihoi dan cintai oleh Allah

  1. Hendaklah kalian menyembah hanya kepada Allah saja dan menjauhkan kesyirikan.
  2. Hendaklah kalian berpegang teguh pada tali Agama Allah (Al-Qur;an dan Sunnah) dan jangan berpecah belah.
  3. Hendaklah kalian saling menasihati kepada para pemimpin kalian.

3 perkara yang dibenci oleh Allah

  1. Menyebarkan kabar bohong (hoax). Jika mendapatkan kabar, maka dicari dulu kebenarannya (tabayun).
  2. Banyak bertanya yang tidak ada manfaatnya. Hal ini seperti kaum yahudi ketika bertanya tentang sapi.
  3. Menghambur-hamburkan harta.

Dari Tsauban berkata: Saat turun ayat: “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak.” (At Taubah: 34) kami bersama nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dalam salah satu perjalanan beliau lalu sebagian sahabat beliau berkata: Telah diturunkan (ayat) tentang emas dan perak seperti itu, andai saja kita tahu harta terbaik lalu kita mengambilnya. Lalu beliau bersabda: “Harta terbaik adalah lisan yang berdzikir, hati yang bersyukur dan istri mu`minah yang membantu keimanannya (suami).” (HR. Tirmidzi No. 3019)

Harta terbaik yang wajib dimiliki oleh seorang muslim.

  1. Lisan yang selalu berdzikir seperti membaca qur’an dll.
  2. Hati yang senantiasa bersyukur.
  3. Istri yang shaliha yang selalu membantu dalam keimanan (suami).

Keistiqomahan hati seseorang tergantung dari keistiqomahan lisan.

Nama asli dari Abu Ayub Al-Anshari adalah Khalid bin Zaid. Beliau merupakan tabi’in. Nasihat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam kepada shabat Abu Ayub Al-Anshari:

  1. Apabila engkau berdiri sholat, maka jadikan seperti sholat perpisahan.
  2. Janganlah kalian mengatakan sesuatu yang menjadikan kalian meminta maaf setelahnya.
  3. Kumpulkanlah keputus asaan terhadap apa yang ada pada manusia. Maksudnya jangan pernah bergantung kepada manusia dan hanya bergantung kepada Allah Ta’ala.

Kebahagiaan, kesuksesan dan keselamatan didapatkan dengan cara:

  1. Menjaga lisan.
  2. Memiliki rumah yang luas. Namun bukan berarti bagi mereka yang memiliki rumah yang luas pasti bahagia, akan tetapi hati yang lapang.
  3. Menangisi dosa-dosa yang telah dilakukan.

Siapa manusia yang terbaik? Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab yakni seorang muslim yang selamat dari lisan seorang muslim lainnya.

Seorang Muslim perkataannya tidak boleh lepas dari 4 hal, yaitu:

  1. Dzikir kepada Allah.
  2. Membaca Al-Qur’an.
  3. Bertanya atau menjawab tentang urusan agama.
  4. Berbicara urusan duniawi yang dia perlukan.

Buruknya lisan dapat membawa seseorang masuk kedalam neraka.

SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT

Ditulis pada tanggal 20 Jumadal Akhirah 1441 H
Di Masjid Ar-Rahmat Slipi Jakarta Barat
Pemateri Ust. Ahmad Bazer Lc

Spread the love