Kerasnya Ancaman Ar-Riya dan Hukuman Bagi Pelakunya

BAB 3: Kerasnya Pengharaman Riya dan Dahsyat Akibatnya

Definisi Riya

Ibnu Hajar rahimahullahu ta’ala beliau mengatakan bahwa Riya adalah menampakan ibadah dengan tujuan agar orang lain melihatnya sehingga pelakunya mendapat pujian.

Dalil 1

Wanita (An-Nisā’):142 – Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.

Faidah ayat:

  1. Tanda munafik itu suka menipu.
  2. Tanda munafik itu malas untuk sholat.
  3. Tanda munafik itu Riya’ ketika beramal seperti sholat.
  4. Tanda munafik itu sedikit berdzikir.

Dalil 2

Barang-barang yang berguna (Al-Mā`ūn):4-7 Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Faidah ayat:

  1. Sifat munafik suka mengakhirkan sholat, kecuali 2 sholat yaitu isya jika tidak memberatkan dan sholat dzuhur ketika kondisi panas.
  2. Tanda munafik itu Riya (suka memperlihatkan amal ibadah).
  3. Tanda munafik juga salah satunya tidak mau membantu dalam perkara-perkara yang ringan atau kecil

Dalil 3

Sapi Betina (Al-Baqarah):264 – Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Faidah ayat:

  1. Harus diwaspadai pembatal-pembatal shodaqoh yaitu Riya’. Pembatal amal yang paling besar adalah syirik.
  2. Riya’ adalah pembatal amal ibadah. Apapun amal yang terjangkiti Riya’ maka akan membatalkannya. Riya’ terbagi dua yaitu Riya Sedikit/Ringan (Yasir) dan Riya Banyak/Berat (Katsir).

Dalil 4

Wanita (An-Nisā’):38 – Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.

Faidah ayat:

  1. Ayat ini memberikan peringatan kepada kita jangan sampai berinfak karena ingin dipuji oleh manusia.
  2. Orang yang berbuat Riya adalah teman-teman syaitan.

Dalil 5

Harta rampasan perang (Al-‘Anfāl):47 – Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

Ulama Tafsir menjelaskan bahwa ayat ini tentang orang kafir pada perang Badar.

Allah melarang orang beriman menyerupai orang kafir. Sifat orang kafir congkak dan sombong, sedangkan sifat orang beriman tawadhu. Sifat orang kafir Riya sedangkan orang beriman ikhlas.

Faidah ayat:

  1. Jangan menyerupai sifat dan akhlak orang kafir yang salah satunya adalah sombong dan Riya.

Baca Juga: Bahaya Nifaq

Dalil 6

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukanKu dengan selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya’.” (HR. Muslim No. 2985)

Syarat hadist shahih
• Sanadnya sambung
• Tidak ada penyakit (ilat) atau terputusnya periwayatan.
• Hafalan perawi yang kuat.
• Perawai-perawinya adil (tidak berbuat dosa besar)

Faidah hadist:

  1. Allah ‘azza wa jalla adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu.
  2. Sifat Allah yang maha kaya.
  3. Bahaya syirik, karena dapat menghapuskan amalan dan Riya juga termasuk syirik.

Dalil 7

Dari Mahmud bin Labid bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya`, Allah ‘azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?” (HR. Ahmad No. 428, 429/5 dan Al-Baghawi dalam Syahrus Sunnah)

Faidah hadist:

  1. Giatnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasslam untuk menjaga Aqidah Ummat, salah satunya adalah dari perbuatan Riya yang bisa menghancurkan amalan mereka.
  2. Syirik terbagi menjadi 2 yaitu Syirik Akbar dan Asghar (Riya’). Ulama mengatakan jangan pandang dosa yang kecil, namun lihatlan kepada siapa kita berbuat dosa.
  3. Orang yang Riya di hari kiamat akan dihinakan.

Dalil 8

Dari Ya’la bin Syaddad bin Aus dari bapaknya ia berkata: “Pada zaman Rasulullah kami memandang bahwa Riya adalah syirik kecil”. (HR. Al-Hakim No. 329/4)

Fadah hadist:

  1. Riya itu bagian dari syirik kecil jika Riya’nya sedikit. Apabila Riya’nya besar termasuk syirik Akbar.

Dalil 9

Abu Sa’id Al Khudri dari Ayahnya dari Abu Sa’id dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami saling mengingatkan tentang Al Masih Ad Dajjal, maka beliau bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan terhadap diri kalian daripada Al Masih Ad Dajjal?” Abu Sa’id berkata, “Kami menjawab, “Tentu.” Beliau bersabda: “Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat dan membaguskan shalatnya dengan harapan agar ada seseorang yang memperhatikannya.” (Hadist Hasan Riwayat Ibnu Majah No. 4149)

Faidah hadist:

  1. Fitnah Riya ini lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.
  2. Salah satu bentuk dari jenis syirik yaitu syirik tersembunyi.
  3. Keutamaan sholat sunnah di rumah.

Dalil 10

Dari Sulaiman bin Yasar dia berkata, “Orang-orang berpencar dari hadapan Abu Hurairah, setelah itu Natil, seorang penduduk Syam, bertanya, “Wahai Syaikh, ceritakanlah kepada kami hadits yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam!” dia menjawab, “Ya, saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat ialah seseorang yang mati syahid, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, lantas Dia bertanya: ‘Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku? Dia menjawab: ‘Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah sehingga saya mati syahid.’ Allah berfirman: ‘Dusta kamu, sebenarnya kamu berperang bukan karena untuk-Ku, melainkan agar kamu disebut sebagai orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut.’ Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.

Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, Allah bertanya: ‘Apa yang telah kamu perbuat? ‘ Dia menjawab, ‘Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur’an demi Engkau.’ Allah berfirman: ‘Kamu dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al Qur’an agar dikatakan seorang yang mahir dalam membaca, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu, kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.

Dan seorang laki-laki yang di beri keluasan rizki oleh Allah, kemudian dia menginfakkan hartanya semua, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas.’ Allah bertanya: ‘Apa yang telah kamu perbuat dengannya? ‘ dia menjawab, ‘Saya tidak meninggalkannya sedikit pun melainkan saya infakkan harta benda tersebut di jalan yang Engkau ridhai.” Allah berfirman: ‘Dusta kamu, akan tetapi kamu melakukan hal itu supaya kamu dikatakan seorang yang dermawan, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu.’ Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim No. 1905)

Faidah Hadist:

  1. Besarnya bahaya Riya sehingga orang yang hebat dalam melakukan amalan pun terjerumus ke dalam neraka.
  2. Semakin besar amalan ibadah seseorang, maka semakin besar ujiannya.

Dalil 11

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, -dan aku tak mendengar seorang pun (selainnya) mengatakan dengan redaksi ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, maka aku dekati dia, dan kudengar dia menuturkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; – “Barangsiapa yang beramal karena sum’ah, Allah akan menjadikannya dikenal sum’ah, sebaliknya barangsiapa yang beramal karena riya’, Allah akan menjadikannya dikenal riya.”(HR. Bukhari Mo. 6499)

Faidah Hadist:

  1. Balasan itu tergantung perbuatan.
  2. Perbedaan antara Riya dan Sum’ah. Riya supaya dilihat untuk dipuji, sedangkan Sum’ah supaya didengar untuk dipuji.

Dalil 12

Dari Ubay bin Ka’b ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berilah kabar gembira kepada umat ini dengan para wanita, kemuliaan, agama, pertologan dan kekuasaan di muka bumi. Barangsiapa di antara mereka melakukan amalan Akhirat untuk dunia, maka di Akhirat dia tidak akan mendapatkan bagian.” (HR. Ahmad No. 20275)

Faidah Hadits:

  1. Ikhlas adalah syarat untuk mendapatkan kemenangan dan kejayaan.

SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT

Ditulis pada tanggal 27 Jumadal Akhirah 1441 H
Di Masjid Ar-Rahmat Slipi Jak-Bar
Pemateri Ust. Mizan Qudsiyah Lc. MA

Spread the love