Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 26-27

Pada pertemuan ini membahas tafsir surat Al-Baqarah ayat 26-27 yang menjelaskan tentang perumpamaan atau permisalah yang Allah sematkan kepada orang fasik.

Ayat 26

Sapi Betina (Al-Baqarah):26 – Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,

Pada ayat 17-20 Allah Ta’ala membuat perumpamaan bagi orang-orang munafik. Kemudian orang-orang munafik menolak atas perumpamaan tersebut, maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ke 26 ini. Tujuan Allah membuat perumpaman adalah menjelaskan kebenaran tentangnya dan tentunya memiliki hikmah yang sangat banyak.

Banyak sekali Allah membuat sebuah permisalah seperti nyamuk, lalat, sarang laba-laba dan lainnya. Berikut beberapa ayat yang Allah Ta’ala membuat perumpamaan atau permisalan:

  • QS. Ibrahim : 24-27 mengenai perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik.
  • QS. An-Hajj : 73 Allah mempermisalkan seperti lalat yakni sesembahan yang disembah selain Allah tidak akan mempu meciptakan seekorpun.
  • QS. Al-Ankabut : 41 Allah mempermisalkan seperti sarang laba-laba bagi orang yang mengambil pelindung-pemindung selain Allah.
  • Dan masih banyak lagi.

Dengan adanya permisalan terbagilah manusia menjadi 2 yaitu orang yang beriman dan orang yang fasik. Orang beriman akan meyakini mengenai permisalan yang Allah sampaikan di dalam Al-AQur’an dan denganya Allah akan menambah keimanan dan ketataan kepada mereka. Sebaliknya orang-orang kafir akan menolak dan meremehkan permisalan dari Allah, maka Allah akan menambahkan kesesatannya pada diri mereka.

Baca juga: Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 25

Allah menutup ayat ke-26 dengan kalimat “dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang fasik”. Maksud dari kefasikan adalah yang keluar dari ketaatan. Kalimat fasik bisa menempel pada orang kafir dan juga orang mukmin yang berbuat maksiat. Maka pada ayat ini yang dimaksud adalah orang kafir yang fasik. Hal ini dijelaskan pada ayat setelahnya yaitu ayat ke 27.

Ayat 27

Sapi Betina (Al-Baqarah):27 – (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

Ayat ini menjelaskan tentang sifat-sifat orang kafir yang fasik dan tentunya berbeda dengan sifat orang-orang beriman yang Allah jelaskan pada surat Ar-Ra’du ayat 19-21 yang artinya “adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.”

Perjanjian Allah yang dimaksud adalah apa yang Allah wasiatkan kepada hambanya untuk taat terhadap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ada yang menafsirkan bahwa mereka adalah ahli kitab yaitu Yahudi dan Nasrani. Ada juga yang menafsirkan bahwa mereka adalah seluruh orang-orang kafir. Kedua tafsir ini tidaklah bertentangan.

Kemudian Allah mengatakan bahwa mereka (orang fasik) memutuskan apa saja yang Allah sambung seperti memutuskan silaturahim dengan kerabat. Sedangkan Allah memerintah agar menyambung apa saja yang bisa disambung seperti silaturahmi dengan kerabat dan lainnya.

Allah menutupnya ayat ke 27 yaitu “mereka itulah orang-orang yang merugi”. Ada yang menafsirkan mendapatkan laknat di dunia dan mendapatkan keburukan di akhirat. Jika ada kata “kerugian” yang disematkan kepada orang muslim, maka mereka mendapatkan balasan dari dosa yang diperbuatnya.

Kesimpulan

  • Allah berkehendak untuk membuat permisalan tentang apa saja yang Allah kehendaki..
  • Permisalan yang diberikan merupakan sebagai penjelasan kebenaran dengan cara yang indah dan memiliki hikmah yang banyak.
  • Dengan permisalan manusia terbagi menjadi 2 yaitu orang beriman yang meyakini kebenaran atas permisalan tersebut dan orang kafir yang meremehkan atau menolak permisalan tersebut.

SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT

Ditulis pada tanggal 9 Ramadhan 1441 H
Kajian Online Mata Air Tasniim
Pemateri Ustadz Hamzah Abbas Lc.

Spread the love