Hadist 2 : Keutamaan Ilmu

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

Dari sahabat Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memberikan kefaqihan pemahaman) agama baginya. “ (Muttafaqun ‘alaihi)

Penjelasan

Definisi Ilmu secara Bahasa

  1. Ilmu berasal dari kata ‘aliman – ya’lamu – ‘ilmun.
  2. Makna kandungan ilmu secara bahasa adalah mendapatkan sesuatu sesuai dengan kenyataan/ faktanya dengan cara yang opasti
  3. Ilmu adalah lawan dari kebodohan.

Definisi Ilmu secara Syar’i

  1. Syaikh Si’di (1376 H) mengatakan bahwa ilmu adalah mengetahui kebenaran dengan dalilnya/ argumentasinya.
  2. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (1206 H) mengatakan bahwa ilmu adalah mengenal Allah, nabinya (Muhammad) dan agamanya (Islam) dengan dalil-dalilnya.

Baca Juga: Hadist 1: Niat

Dalil Al-Qur’an terkait Ilmu

Sangat banyak dalil dari Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keutamaan ilmu, atau yang berkaitan dengan ilmu, baik manusia (tentang nabi Adam, nabi Khidir, nabi Sulaiman, nabi Musa dst), jin (dalam surat Jin, jin Ifrit) ataupun hewan (anjing yang menjaga ash-habul kahfi, burung hud-hud).

Sebagaimana doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam di dalam Surat Thaha ayat 114:

وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا

Dan katakanlah : “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”.

Memahami makna Tafaqquh Fiddin

Taffaquh Fiddin artinya belajar ilmu agama dengan serius (fokus), bertahap dan sistematik. Tujuan dari Tafaqquh Fiddin adalah Fahmu Murodillah yang artinya memahami maksud Allah. Maksud Allah ada 2 macam yaitu:

  1. Bersifat Khabar atau berita (yang telah lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang)
  2. Bersifat Insya, yaitu perintah dan larangan.

Inilah maksud firman Allah Ta’ala di dalam surat Al’An’am ayat 115:

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلً

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.

Penjelasan sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan

Mu’awiyyah merupakan sahabat yang mulia. Beliau adalah anaknya Abu Sufyanyang merupakan mertua Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, dari putrinya yang bernama Ummu Habibah Ramlah. Mu’awiyyah wafat pada tahun 60 H di usia 80 tahun.

Beliau pernah menjadi penulis wahyu Rasulullah, menjadi Gubernur Syam dan beliau merupakan pendiri dari Bani Umayyah.

Makna Kosakata di dalam Hadist

  • Yuridu, asal dari kata aroda – yuridu – irodatan yang artinya berkehendak, menyukai.
  • Yufaqqihu, asal dari kata faqqoha – yufaqqihu. Persamaannya adalah afhama – yufhimu yang artinya memberi pamahaman.
  • Hatstsa (fi’il), maknanya Haddhdho – yahadhdhu yang artinya mendorong, menganjurkan, mememotivasi.

Pemahaman Hadist

  1. Ilmu syar’i memiliki manzilah (keutamaan/ kedudukan) yang agung/ tinggi dalam Agama. Apa saja yang terkait dengan ilmu, maka ia memiliki keutamaan. Dzat ilmu itu sendiri adalah keutamaan, sehingga orang yang dekat dekat dengan ilmu maka akan mendapatkan keutamaan. Nabi Isa ‘alaihissalam berdoa kepada Allah agar Dia menjadikannya mubarokan (penuh dengan berkah) dimanapun dia berada. Kunci dari mubarokan adalah ilmu.
  2. Allah Ta’ala Maha Halimun yang artinya Maha Lembut, sifat lembut diatas sifat kesabaran. Juga Maha Rohimun yang artinya Maha Penyayang terhadap hamba-hambanya. Allah menginginkan/ menyukai untuk mereka kebaikan
  3. Dalam hadist ini Nabi mengabarkan kepada kita semua bahwasanya seseorang yang Allah inginkan kebaikan yang besar dan manfaat yang banyak maka Allah berikan hamba tersebut pemahaman terhadap ilmu syar’i yang tidak ada saingan kebaikan dari keutaman, kemuliaan dan ketinggian derajatnya.
  4. Allah memotivasi hambanya untuk terikat dengan ilmu dan mencintai ilmu serta Allah utamakan pemiliknya di atas lainnya.
  5. Allah menjadikan mencari ilmu sebagai amalan yang paling afdhal untuk bertaqarrub (mendekati) kepada Allah dan menjadi sebab yang paling agung untuk memasuki surga.
  6. Sesungguhnya kandungan ilmu dan kandungan belajar adalah mengetahui Allah dan mengetahui perintah-perintahnya serta mengetahui larangan-larangannya.
  7. Sesungguhnya belajar agama bukti akan kehendak Allah kepada hambanya untuk berbuat baik.
  8. Dan apabila Allah menginginkan kepada hambanya kebaikan, maka Allah mudahkan hamba tersebut dalam mempelajari perkara-perkara hambanya.
  9. Menetapkan sifat Masyiah (kehendak) kepada Allah. Nama lain Masyiah adalah Irodah yang terbagi 2 yaitu Irodah Kauniyah dan Irodah Syariyyah. Irodah Kauniyah adalah kehendak Allah yang berkaitan dengan perbuatan Allah yang pasti terjadi namun terjadinya tidak serta merta Allah mencintainya. Bisa jadi Allah mencintainya atau sebaliknya. Sedangkan Irodah Syar’iyyah adalah kehendak Allah yang berkaitan dengan perintah Allah dan jelas itu dicintai oleh Allah.

Selesai

Spread the love