Fitnah Ghuluw dan Kuburan
Salah satu fitnah dari zaman Nuh ‘alaihis salam adalah fitnah ghuluw dan kuburan. Ghuluw terhadap orang shalih yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Bab 1 Waspada Guluw terhadap orang soleh.
Guluw kepada orang soleh merupakan jalan menuju kesyirikan. Sebagaimana perbuatan zina dan jalan-jalan menuju zina dihukumi haram. Kesyirikan pertama di dunia dilakukan pada zaman Nabi Nuh. Arti ghuluw adalah melampaui batas dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah. Melampaui batas dalam mencintai, mengagungan mereka diatas syariat yang telah ditetapkan oleh Allah.
Baca juga: Syirik Tidak Kenal Nabi dan Orang Shalih
Kelompok yang ghuluw terhadap orang shalih.
- Syi’ah. Mereka mengangkat orang-orang shalih seperti ahlul bait dengan melampaui batas seperti Ali dijadikan Tuhan.
- Sufi. Mereka mengangkat orang sholeh kepada derajat uluhiyah dan rububiyah.
Mereka sama seperti kaum Nasrani yang mengangkat Nabi Isa sebagai anak Tuhan. Beberapa dalil tentang sifat orang musyrik yang berlebihan kepada orang-orang shalih.
Dalil 1
Nuh (Nūĥ):23 – Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”.
Penjelasan ayat dari Hadist di bawah.
Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma bahwanya; Berhala-berhala yang dahulu di agungkan oleh kaum Nabi Nuh, di kemudian hari tersebar di bangsa ‘Arab. Wadd menjadi berhala untuk kamu Kalb di Daumah Al Jandal. Suwa’ untuk Bani Hudzail. Yaquts untuk Murad dan Bani Ghuthaif di Jauf tepatnya di Saba`. Adapun Ya’uq adalah untuk Bani Hamdan. Sedangkan Nashr untuk Himyar keluarga Dzul Kala’. Itulah nama-nama orang Shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, syetan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan hal itu, dan saat itu berhala-berhala itu belum disembah hingga mereka wafat, sesudah itu, setelah ilmu tiada, maka berhala-berhala itu pun disembah.” (HR. Bukhari no. 4920)
Faidah yang terkandung di dalam ayat dan hadist:
- Menjelaskan berita terjadinya syirik yang pertama kali di muka bumi ini dan sebab kesyirikan tersebut adalah ghuluw terhadap orang-orang shalih.
- Syirik itu datangnya belakangan dalam sejarah manusia. Maka hukum asalnya manusia itu adalah bertauhid sebagaimana bayi yang baru dilahirkan di atas fitrah.
- Peringatan terhadap tipu daya syaitan dan cita-cita syatan terbesar adalah menjerumuskan orang yang bertauhid ke dalam syirik. Ibnul Qoyyim berkata bahwa yang diinginkan iblis dari anak adam itu ada 6, yaitu syirik, bidah, dosa besar, dosa kecil, sibuk dengan yang sunnah dari yang wajib, meninggalkan yang afdhal.
- Wajib mengkhawatirkan keturunan kita terjerumus ke dalam syirik dan keteledoran orang tua dalam menutup sarana kesyirikan akan membukakan anak pintu-pintu syirik. Dalilnya: Sapi Betina (Al-Baqarah):132 – Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
- Sulitnya menghilangkan bentuk-bentuk kesyirikan terhadap orang sholeh setelah terjadi.
- Peringatan keras terhadap gambar, foto, patung maupun monumen serta memajangnya.
Dalil 2
Dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhua bahwa dia mendengar ‘Umar radliallahu ‘anhum berkata di atas mimbar, “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mengkultuskan) sebagaimana orang Nashrani mengkultuskan ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah ‘abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya”). (HR. Bukhari no. 3445)
Faidah hadist:
- Larangan nabi untuk menyanjunh dan memuji beliau berlebih-lebihan.
- Menerangkan sifat Rasul yang paling mulia adalah hamba dan rasul-Nya. Inilah sikap ahlussunnah di pertengahan.
Bab 2 Waspadai Fitnah Kuburan Orang Sholeh
Kuburan orang shalih bisa menjadi jalan kesyirikan, seperti sholat menghadap masjid, memasukan kuburan di dalam masjid, membangun kubur dengan semen dlsb. Nabi berdoa kepada Allah jangan sampai kuburanku disembah, sebagaimana di dalam hadistnya.
Dalil 1
Dari ‘Aisyah Ummul Mukminin, bahwa Ummu Habibah dan Ummu Salamah menceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa mereka melihat gereja di Habasyah yang didalamnya terdapat gambar. Maka beliau pun bersabda: “Sesungguhnya jika orang shalih dari mereka meninggal, maka mereka mendirikan masjid di atas kuburannya dan membuat patungnya di sana. Maka mereka itulah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiyamat.” (HR. Bukhari no 427 dan Muslim no. 528)
Pandangan syariat mereka adalah makhluk yang palik buruk di sisi Allah, namun beda pada pandangan manusia yang jahil maka menganggapnya orang yang mulia. Subhanallah..
Faidah hadist:
- Kerasnya peringatan Nabi untuk jangan sampai menyerupai Ahlul Kitab dalam menjadikan kubur-kubur sebagai tempat ibadah. Ada 2 makhluk paling buruk di dunia yaitu orang yang bertemu hari kiamat namun ia masih hidup dan yang ada pada hadist di atas.
- Meletakan gambar dan foto-foto makhluk bernyawa di tempat ibadah adalah bentuk ibadah kebiasaan orang nasrani.
- Ada empat bentuk menjadikan kubur sebagai masjid:
a). Menyengaja sholat menghadap kubur atau di halaman kubur meskipun tidak ada bangunan masjid.
b). Sujud di atas kubur secara langsung. Ini adalah yang paling buruk.
c). Membangun masjid di atas kuburan.
d). Memasukan kuburan di dalam masjid atau memakamkan mayit di dalam masjid.
Dalil 2
Bahwa ‘Aisyah dan ‘Abdullah bin ‘Abbas keduanya berkata, “Ketika sakit Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semakin parah, beliau memegang bajunya dan ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau lepaskan dari mukanya. Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda: ‘Semoga laknat Allah tertimpa kepada orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid.’ Beliau memberi peringatan (kaum Muslimin) atas apa yang mereka lakukan.” (HR. Bukhari no. 435, 436 dan Muslim no. 531)
Faidah hadist:
- Memberitakan bahwa Nabi telah mendoakan laknat terhadap Yahudi dan Nasrani dikarenakan mereka telah menjadikan kubur Nabi mereka sebagai tempat ibadah.
- Seluruh masjid yang ada kuburannya selain masjid Nabi, maka memiliki 2 kemungkinan yaitu masjid itu dibangun karena ada kuburan atau kubur diletakan disana karena ada masjid.
- Nabi senantiasa mendakwahkam Tauhid sampai menjelang akhir hayatnya.
Baca juga: Syirik Tidak Kenal Malaikat
Dalil 3
Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan (tidak pernah dilaksanakan di dalamnya shalat dan juga tidak pernah dikumandangkan ayat-ayat Al Quran, sehingga seperti kuburan), dan jangan kalian jadikan kuburanku sebagai ‘id (hari raya, yakni tempat yang selalu dikunjungi dan didatangi pada setiap waktu dan saat), bershalawatlah kepadaku, sesungguhnya shalawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.” (HR. Abu Daud no. 2042)
Faidah hadist:
- Nabi melarang rumah dijadikan seperti kuburan. Mereka tidak pernah sholat, membaca rumah dan shalawat di rumah
- Nabi melarang kubur beliau sebagai ‘Ied (selalu mendatanginya berkali-kali untuk berdoa di dalam kubur).
- Pemahaman para shahabat bahwasanya kuburan bukan tempat sholat, baca al-Qur’an dan ibadah lainnya.
Dalil 4
Dari Abul Hayyaj Al Asadi ia berkata, Ali bin Abu Thalib berkata; “Maukah kamu aku utus sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengutusku? Hendaklah kamu jangan meninggalkan patug-patung kecuali kamu hancurkan, dan jangan pula kamu meninggalkan kuburan kecuali kamu ratakan.” Dan telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Khallad Al Bahili Telah menceritakan kepada kami Yahya Al Qaththan Telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepadaku Habib dengan isnad ini, dan ia mengatan, “Dan jangan pula kamu tinggalkan gambar kecuali kamu menghapusnya.” (HR. Muslim no. 969)
Faidah hadist:
- Nabi memerintahkan untuk meratakan kuburan-kuburan yang tinggi. Maksimal adalah 1 jengkal.
- Perintah untuk menghapus gambar-gambar, foto dan patung, terlebih lagi yang ada di dalam rumah.
- Menggabungkan antara perintah menghapus kesyirikan berupa patung dengan menghapus sarana-sarana kesyirikan.
Dalil 5
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian duduk di atas kuburan, dan jangan pula kalian shalat dengan menghadap ke arahnya.” (HR. Muslim no. 972)
Faidah hadist:
- Melarang sholat diatas kubur kecuali yang tidak ada rukuk dan sujudnya seperti sholat jenazah.
- Semua masjid yang dibangun untuk mengagungkan kuburan, maka sholat di dalamnya tidak boleh dan tidak sah.
- Larangan duduk di atas kubur sebagai bentuk memuliakan seorang muslim.
Dalil 6
Dari Jabir ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengapur kuburan, duduk dan membuat bangunan di atasnya.” (HR. Muslim no. 970)
Faidah hadist:
- Rasul melarang menembok kuburan dan membangun diataskuburan. Larangan ini hukum asalnya haram.
- Larangan duduk di atas kuburan sebagai bentuk memuliakan seorang muslim.
Dalil 7
Dari Abu Hurairah hingga sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh, kecuali ke tiga Masjid. Yaitu; Masjidku ini (Masjid Madinah), Masjidil Haram (di Makkah) dan Masjid Al Aqsha.” (HR. Bukhari no. 1189 dan Muslim no. 1397)
Faidah hadist:
- Makna syaddur rihal adalah beribadah mendatangi suatu tempat dengan melakukan safar.
- Para sahabat telah memahami keumuman larangan ini baik selain dari masjid yang 3 ataupun tempat-tempat yang lain.
- Ziarah kubur di dalam kampung disyariatkan dengan syarat-syarat berikut:
a. Mengambil pelajaran tentang kematian dan mengingat akhirat.
b. Mendoakan si mayit dan mengucapkan salam ke mereka.
Ditulis pada tanggal 22 Rabiul Akhir 1440 H
Masjid Ar-Rahmat Slipi JakBar
Pemateri: Ust. Mizan Qudsiyah Lc. MA
==SEMOGA BERMANFAAT==