Surat Al-Kaafirun

25 Shafar 1440 H
Masjid Ar-Rahmat Slipi JakBar
Ust. Hamzah Abbas

Nama lain surat Al-Kafirun adalah Al-Ibadah, karena terdapat penjelasan tentang ibadah yang merupakan Hak Allah. Kemudian nama lainnya adalah surat Ad-Dien yang diambil dari ayat terakhir. Ada juga yang menamakannya surat Al-Ikhlas, karena ada perintah untuk mengikhlaskan beribadah hanya kepada Allah saja dan berlepas diri dari kesyirikan. Juga ada yang menamakan surat Al-Ba’riah yang artinya berlepas diri dari kesyirikan.

Turunnya Surat

Surat ini diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Asbabun Nuzulnya adalah adanya permintaan dari kaum musyrikin Quraisy agar Nabi Muhammad menyembah apa yang mereka sembah kemudian bergantian kaum musyrikin akan menyembah tuhannya Muhammad dengan tujuan adanya kedamaian dan tenggang rasa.

Tidak ada toleransj di dalam hal Aqidah, karena ini adalah prinsip. Sehingga tidak ada campur aduk dalam hal beribadah. Terkadang ada sesama muslim berdebat, kemudian menggunakan dalil ini. Maka ini adalah salah fatal, karena alat ayat dari surat ini adalah diperuntukan untuk orang kafir. Artinya ayat tersebut dutunjukan untuk orang kafir.

Baca juga: Tafsir Surat An-Nashr

Dalam tafsir Ibnu Katsir

  • Rasul sering membaca surat ini ketika sholat sunnah.
  • Rasul membaca surat Al-Kafirun di rakaat pertama dan surat Al-Ikhlas di ayat kedua pada sholat sunnah thawaf.
  • Rasul membacanya di dua rakaat sebelum shubuh. Keutamaan sholat sunnah sebelum shubuh adalah lebih baik dari dunia dan seisinya.
  • Kemudian 2 rokaat sebelum maghrib (HR. Ahmad)
  • Dalam riwayat Ibnu Umar, beliau memperhatikan atau mengawasi Rasul membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas selama 28 hari ketika sholat sunnah wudhu.
  • Kemudian pada sholat sunnah witir pada rokaat kedua.

Surat Al-Kafirun selalu digandeng dengan surat Al-ikhlas. Sampai-sampai surat al-Kafirun disebut surat Al-Ikhlas. Dalam riwayat lain mengatakan bahwa surat Al-Kafirun sebanding dengan seperempat-nya Al-Qur’an.

Ayat 1
Orang-orang kafir (Al-Kāfirūn):1 – Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,

Al-Kafirun disini dituju kepada seluruh orang kafir yang ada di muka bumi. Namun ketika ayat ini turun adalah untuk kaum kafir Quraisy.

Ayat 2 & 3
Orang-orang kafir (Al-Kāfirūn): Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

Pada ayat kedua dan ketiga akan berulang lagi. Ayat ini menjelasan penafian bahwa kita tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang kafir. Hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah. Seperti pada kalimat Laa Ilaha Illa Allah, terdapat 2 kata penting. Pertama adalah penafian dan yang kedua adalah penetapan.

Penyembahan kepada selain Alah adalah bathil. Karena apa yang disembah kepada selain Allah adalah makhluk. Allah adalah al-Kholik yakni Pencipta segala sesuatu. Jika ada ibadah yang tercampur dengan kesyirikan bukanlah sebuah ibadah atau amal sholeh yang diterima oleh Allah. Jika ibadah yang tercampur dengan syirik kecil (Riya) maka rusaklah ibadah tersebut.

Mereka, orang-orang Kafir dan Musyrik mengatakan bahwa Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu sesuai pada surat di bawah ini.

Keluarga Luqman:25 – Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Laba-laba (Al-`Ankabūt):61 – Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).

Iblispun mengatakan bahwa Allah adalah sang Pencipta. Dalam surat Al-‘Araf ayat 12.

Tempat yang tertinggi (Al-‘A`rāf):12 – Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.

Kesombongan iblis adalah mengatakan bahwa dia lebih baik dari manusia dari sisi penciptaannya yakni dari Api.

Tauhid yang dikehendaki oleh Allah adalah setelah kita meyakini Allah sebagai pencipta kemudian dalam hal penyembahan atau ibadah hanya pada Allah saja dengan ikhlas atau pemurnian.

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):3 – Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

Kesyirikan zaman jahiliyah dulu terlulang pada zaman sekarang ini. Perbedaannya hanya pada objeknya saja.

Orang yang sudah di dalam kubur tidak akan mendengar apa-apa kecuali yang dijelaskan oleh Hadist Nabi yaitu ketika para pengantar jenazah meninggalkan kuburnya, sang mayit dapat mendengar suara kaki yang berjalan meninggalkannya.

Ayat 4 & 5
Orang-orang kafir (Al-Kāfirūn): Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Merupakan ayat pengulangan seperti pada ayat ke 2 dan 3. Pada ayat ke 2 dan 3 adalah penafian dalam hal penyembahan (sesembahannya), sedangkan pada ayat ke 4 dan 5 adalah penafian pada hal ibadah (cara ibadahnya). 2 penafian ini adalah belepas diri dari apa yang mereka sembah dan yang kedua adalah tidak beribadah seperti apa yang mereka ibadah.

Hal ini sejalan dengan kalimat Tauhid, laa ilaha illa Allah Muhammad Rasulul Allah. 2 kalimat yang dituntut untuk ibadah hanya kepada Allah dan cara ibadahnya dengan mengikuti Rasulullah.

Ayat 6
Orang-orang kafir (Al-Kāfirūn):6 – Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

Marupakan ayat terakhir sebagai penutup surat Al-Kafirun. Dalam hal berakidah masing-masing dan tidak ada toleransi.

Spread the love