Nikmat Yang Terdustakan
Faidah dari Ibnul Qoyyim Al-Zauji Rahimahullah bahwa orang yang Istiqomah itu lebih semangat pada akhir amalnya daripada awalnya.
Shahabat Abu Bakar Radhiyallahu Anhu pada shalat maghrib di rakaat ketiga membaca doa yang ada di surat Al-Imran ayat ke- 8.
Keluarga ‘Imran (‘Āli `Imrān):8 – (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.
BAB 33 : Termasuk Kesyirikan : Menyandarkan Turunnya Hujan Dengan Bintang
Ilmu perbintangan ada 2 macam yaitu Astronomi atau taisir yang menjadikan bintang sebagai kiblat atau arah untuk kemaslahatan manusia hukumnya boleh.
Bagian yang kedua yaitu Astrologi yang dihukumi haram dikarenakan manusia menyandarkan suatu kejadian kepada bintang.
Fungsi bintang diantaranya sebagai pelempat setan, penghias langit dan penunjuk arah.
Baca Juga: Syirik di Depan Mata
Hukumnya syirik kecil apabila menyandarkan tanda hujan dari melihat bintang dan menjadi syirik akbar jika menyandarkan bahwa yang menurunkan hujan adalah bintang.
Dalil 1
Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):2 – tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.
Maknanya hujan turun bukan karena Allah tapi karena bintang.
Faidah ayat:
- Hujan adalah diantara sebagian nikmat Allah.
- Menyandarkan turunnya hujan kepada selain Allah termasuk kufur nikmat.
Lebah (An-Naĥl):53 – Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.
Dalil 2
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: “Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?” Orang-orang menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: ‘(Allah berfirman): ‘Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Orang yang berkata, ‘Hujan turun kepada kita karena karunia Allah dan rahmat-Nya’, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata, ‘(Hujan turun disebabkan) bintang ini atau itu’, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang’.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71)
Dalam riwayat yang lain : Maka turunlah surat Al-Waqiah ayat 75 dan 82.
Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):75 – Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.
Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):82 – kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah.
Doa sebelum hujan membaca Allahumma Shayyiban Nafi’an. Saat hujan berlangsung doanya bebas dan setelah hujan selesai membaca doa: Muthirna bi Fadhlillahi warahmatik.
Faidah hadist:
- Barang siapa yang menyandarkan atau menjadikan sebab turunnya hujan karena bintang maka dia kafir kecil.
- Sandarkanlah nikmat hanya kepada Allah karena itu bagian dari syukur.
Dalil 3
Abu Malik Al Asy’ari telah menceritakan kepadanya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada empat perkara jahiliyah yang masih melekat pada umatku dan mereka belum meninggalkannya: Membatidakan kedudukan, mencela nasab (garis keturunan), meminta hujan dengan bintang-bintang, dan niyahah (meratapi mayit).” Dan beliau bersabda: “Orang yang meratapi mayit, jika ia belum bertaubat sebelum ajalnya tiba maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai baju panjang yang berwarna hitam dan memakai tameng dari pedang yang sudah karatan.” (HR. Muslim no. 934)
Faidah hadist:
- Diantara perangai jahiliyah yang tersisa di tengah umat islam salah satunya adalah menyandarkan turunnya hujan sebab bintang.
- Celaan bagi orang-orang yang memiliki sifat jahiliyah.
- Sorang muslim terkadang ada pada dirinya perangai jahiliyah tetapi tidak menjadikannua dia kafir namun dosa besar.
- Larangan meratapi si mayit. Apa saja yang memperbaharui kesedihan disebut meratap.
BAB 34 : Termasuk Kesyirikan Mencela Masa dan Angin
Masa dan angin adalah makhluk Allah. Jadi bagi orang yang mencela 2 makhluk Alah ini sama saja dia mencela Allah.
Dalil 1
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah Azza wa Jalla berfirman: Anak Adam telah menyakiti-Ku dia suka mencela masa. Padahal Aku pencipta masa. Akulah yang menggilir siang dan malam.” (HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246)
Faidah hadist:
- Larangan untuk mencela masa. Bagi mereka jatuh di dalam 2 bahaya yaitu syirik dan mencela Allah.
- Siapa yang mencela Masa maka dia telah menyakiti Allah.
- Kata Ad-Dahr الدھر bukan nama Allah.
Dalil 2
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Janganlah kalian mencela angin, sebab ia datang dengan membawa rahmat dan siksa, dan hendaklah kalian memohon kepada Allah dari kebaikkannya dan berlindung dari keburukkannya.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Doa ketika ada angin kencang.
Allaahumma innii as-aluka khoirohaa, wa khoiro maa fiihaa, wa khoiro maa ursilat bihi, wa a’uudzu bika min syarrihaa, wa syarri maa fiihaa, wa syarri maa ursilat bih.
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini), kebaikan apa yang di dalamnya dan kebaikan tujuan angin ini dihembuskan. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan angin ini, kejahatan apa yang di dalamnya dan kejahatan tujuan angin ini dihembuskan.
HR. Muslim no. 899.
Faidah hadist:
- Larangan mencela angin karena angin itu mengikuti perintah Allah.
- Allah memerintahkan kita meminta kebaikan dari angin tersebut dan berlindunh dari angin tersebut.
- Wajib bagi kita untuk berserah diri kepada Allah.
BAB 35 : Riya dan Sum’ah
Arti Riya adalah beribadah kepada Allah supaya dilihat oleh orang. Sedangkan arti Sum’ah adalah beribadah kepada Allah supaya didengar oleh orang lain.
Riya terbagi menjadi 2 yaitu
1. Riya Akbar yaitu riya nya orang munafik. Masuk Islam dengan tujuan agar darah dan hartanya terjaga.
Wanita (An-Nisā’):142 – Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
Malas itu sifat orang munafik sedangkan semangat sifat orang mukmin.
2. Riya Kecil yaitu riya nya seorang muslim pada sebagian amalannya atau disebut sedikit riya.
Dalil 1
Penghuni-penghuni gua (Al-Kahf):110 – Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Faidah hadist:
- Perintah untuk melaksanakan amal shalih dan amalan itu tidak akan diterima jika tidak terlengkapi dengan 2 syarat yaitu ikhlas (tidak riya’ dan sum’ah) dan mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Kerajaan (Al-Mulk):2 – Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
- Larangan dalam berbuat syirik dalam beribadah.
- Ayat ini menjelaskan 2 pondasi agung dalam Islam yaitu beribadah hanya kepada Allah dan beribadah dengan syariat Allah.
- Mengumpulan 2 syahadat yaitu kepada Allah dan kepada Rasulullah.
Dalil 2
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu, barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukanKu dengan selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya’.” (HR. Muslim no. 2985)
Faidah hadist:
- Seluruh amalan yang tercampur dengan Riya maka tertolak.
- Penamaan Riya itu sebagai kesyirikan.
- Allah, Dialah yang paling kaya sehingga tidak butuh sekutu.
- Amalan Riya akan mendatangkan dosa bagi pelakunya dan kehinaan pada hari kiamat.
Dalil 3
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat ialah seseorang yang mati syahid, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, lantas Dia bertanya: ‘Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku? Dia menjawab: ‘Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah sehingga saya mati syahid.’ Allah berfirman: ‘Dusta kamu, sebenarnya kamu berperang bukan karena untuk-Ku, melainkan agar kamu disebut sebagai orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut.’ Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka. Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, Allah bertanya: ‘Apa yang telah kamu perbuat? ‘ Dia menjawab, ‘Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur’an demi Engkau.’ Allah berfirman: ‘Kamu dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al Qur’an agar dikatakan seorang yang mahir dalam membaca, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu, kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka. Dan seorang laki-laki yang di beri keluasan rizki oleh Allah, kemudian dia menginfakkan hartanya semua, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas.’ Allah bertanya: ‘Apa yang telah kamu perbuat dengannya? ‘ dia menjawab, ‘Saya tidak meninggalkannya sedikit pun melainkan saya infakkan harta benda tersebut di jalan yang Engkau ridlai.” Allah berfirman: ‘Dusta kamu, akan tetapi kamu melakukan hal itu supaya kamu dikatakan seorang yang dermawan, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu.’ Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 1905)
Faidah hadist:
- Besarnya bahaya riya, dia penghancur amalan seperti pada ketiga orang tersebut di dalam hadist.
- Buruknya akibat orang-orang yang Riya yaitu masuk ke dalam neraka.
Dalil 4
Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Barangsiapa memperdengarkan (amalannya) niscaya Allah memperdengarkan dengannya dan barangsiapa memperlihatkan (amalannya) niscaya Allah memperlihatkan dengannya.” (HR. Muslim no. 2986)
Faidah hadist:
- Akibat buruk bagi orang yang riya dan sum’ah yaitu Allah akan menyebarkan aibnya.
SELESAI
SEMOGA BERMANFAAT
Ditulis pada tanggal 24 Dzuhijjah 1440H
Di Masjid Ar-Rahmat Slipi JakBar
Pemateri Ust. Mizan Qudsiyah Lc.